Konflik Laut Merah Mulai Teratasi, Minyak Kembali Anjlok


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia dibuka tak kompak pada perdagangan pagi ini hari ini. Minyak mentah WTI terpantau dibuka lebih tinggi, sementara minyak brent dibuka lebih rendah setelah kejatuhan dalam pada perdagangan sebelumnya.

Pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat (29/12/2023), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,31% di posisi US$71,99 per barel, sementara harga minyak mentah brent dibuka lebih rendah atau turun 1,29% ke posisi US$77,38 per barel.


Pada perdagangan Kamis (28/12/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 3,16% di posisi US$71,77 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent ditutup turun 1,58% ke posisi US$78,39 per barel.

Harga minyak turun 3% pada perdagangan Kamis seiring dengan semakin banyak perusahaan pelayaran mengatakan mereka siap untuk transit di rute Laut Merah, mengurangi kekhawatiran tentang gangguan pasokan karena ketegangan di Timur Tengah yang terus meningkat.

Maersk dari Denmark mulai sekarang akan mengarahkan hampir semua kapal kontainer yang berlayar antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez, dan hanya mengalihkan segelintir kapal di sekitar Afrika, berdasarkan rincian jadwal kelompok tersebut.

CMA CGM Perancis juga meningkatkan jumlah kapal yang melakukan perjalanan melalui Terusan Suez, menurut mereka pada awal pekan ini.

“Persepsinya adalah bahwa rute Laut Merah dibuka kembali dan akan membawa pasokan ke pasar beberapa minggu lebih cepat,” ujar analis Price Futures Group Phil Flynn, dilansir dari Reuters.

Sementara itu, perusahaan pelayaran besar berhenti menggunakan rute Laut Merah dan Terusan Suez awal bulan ini setelah kelompok militan Houthi Yaman mulai menargetkan kapal-kapal.

Terpisah, Badan Informasi Energi AS melaporkan penurunan persediaan minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan pada minggu lalu, sehingga membatasi penurunan harga untuk sementara waktu.

Adapun stok minyak mentah AS turun 7,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Desember, menurut data EIA, sementara analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan sebesar 2,7 juta barel. Stok minyak mentah di Gulf Coast AS turun 11,03 juta barel, penurunan terbesar sejak Agustus.

Investor memperkirakan penurunan suku bunga di Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 2024 dapat meningkatkan permintaan minyak.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ulah China, Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah 6 Bulan

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts