Konsumen RI Optimis, Tapi SBN Kembali Diburu Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (8/12/2022), meski rilis data keyakinan konsumen di Indonesia pada hari ini terpantau positif.

Read More

Mayoritas investor memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN tenor 5 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 5 tahun naik tipis 0,1 basis poin (bp) ke posisi 6,201% pada perdagangan hari ini.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara menurun 5,2 bp menjadi 6,948%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) pada hari ini elah merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per November 2022 yang berada di 1191,1, menandakan bahwa konsumen masih pada level optimis karena berada di atas 100.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menuturkan terjaganya optimisme konsumen pada November 2022 ditopang oleh tetap kuatnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) maupun Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE).

“Ekspektasi konsumen ke depan tetap kuat, ditopang terutama oleh ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja,” tegasnya, Kamis (8/12/2022).

Lebih lanjut, IKE tercatat masih pada area optimis meski sedikit menurun, sejalan dengan penurunan indeks penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, maupun pembelian barang tahan lama.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) November 2022 yang masih tercatat optimis masing-masing sebesar 127,9 dan 110,3, meskipun lebih rendah dari 128,3 dan 112,3 pada bulan sebelumnya.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung meningkat pada pagi hari ini waktu AS, karena investor menilai prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan mereka juga menanti rilis data inflasi utama yang akan dirilis pada Jumat besok.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik 2,3 bp ke posisi 4,279%. Sedangkan yield Treasury benchmark tenor 10 tahun juga naik 3,9 bp menjadi 3,447%.

Kegelisahan tentang rencana kebijakan suku bunga The Fed berlanjut karena data ekonomi yang beragam menyarankan kepada banyak investor bahwa suku bunga perlu dinaikkan lebih lanjut dan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

The Fed telah berjuang melawan inflasi yang masih meninggi sepanjang tahun 2022 dan telah menaikkan suku bunga dengan total 375 bp sepanjang tahun ini, termasuk empat kali kenaikan 75 bp berturut-turut. Banyak investor khawatir bahwa langkah ini akan membuat ekonomi AS mengalami resesi.

Oleh karena itu, investor telah memindai rilis data ekonomi untuk petunjuk tentang keadaan ekonomi dan inflasi menjelang pertemuan The Fed berikutnya pada 13-14 Desember mendatang. Pasar pun memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunganya sebesar 50 bp.

Di lain sisi, data ngka klaim pengangguran awal mingguan periode pekan yang berakhir 4 Desember 2022 akan dirilis pada hari ini, dan data indeks harga produsen periode November 2022 akan dirilis pada Jumat besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Akhir Pekan Investor Masih Borong SBN, Yield-nya Turun Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts