Kuartal I, Pendapatan Bersih GOTO Melesat 123% Rugi Turun 41%

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan kenaikan pendapatan bersih hingga 123% menjadi Rp 3,32 triliun pada kuartal I-2023, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang sebesar Rp 1,49 triliun.

Read More

Berdasarkan laporan keuangan belum diaudit, GoTo juga mencatatkan EBITDA (earnings before interest, tax, depreciation, and amortization) yang disesuaikan tumbuh 67% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp-1,6 triliun atau -1,1% persentase dari nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV).

Nilai EBITDA yang disesuaikan itu juga naik 49% dibandingkan kuartal sebelumnya. Manajemen GOTO menyampaikan pencapaian EBITDA yang disesuaikan itu didukung oleh kinerja kuat khususnya dari unit bisnis on-demand services dan e-commerce.

Adapun pendapatan bruto Grup GoTo pada periode 3 bulan pertama tahun ini mencapai Rp 5,98 triliun, naik 14% yoy dari sebelumnya Rp 5,23 triliun. Pendapatan ini diperoleh dari semua bisnis inti GOTO yakni on-demand, e-commerce, dan financial technology (fintech).

Secara rinci, pendapatan bruto layanan on-demand melalui Gojek naik 12% menjadi Rp 2,99 triliun. Pendapatan bruto e-commerce via Tokopedia naik 21% menjadi Rp 2,26 triliun dari Rp 1,87 triliun, dan pendapatan fintech lewat GoTo Financial (GTF) melesat 25% menjadi Rp 424 miliar dari Rp 338 miliar.

GoTo juga memangkas rugi bersih hingga 41% pada kuartal I-2023 ini menjadi Rp 3,89 triliun dari rugi bersih periode yang sama 2022, senilai Rp 6,61 triliun.

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo, mengatakan pada kuartal I-2023, perseroan terus melangkah menuju profitabilitas. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat. Fokus kami pada pelanggan setia yang profitabel serta kedisiplinan dalam pengelolaan beban, telah meningkatkan efisiensi secara signifikan, sekaligus memberikan sekilas gambaran prospek GoTo di masa depan,” kata Andre, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Kamis (27/4/2023).

Andre mengatakan, GTV jangka pendek juga diperkirakan lebih moderat, sejalan dengan strategi perseroan.

“Kami akan terus membangun infrastruktur ekosistem yang semakin solid untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan menuju profitabilitas dalam jangka panjang,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan penurunan rugi bersih hingga 41% itu didorong antara lain oleh pertumbuhan pendapatan serta penurunan insentif dan biaya pemasaran produk. Perbaikan pada rugi operasional, sebagian diimbangi oleh faktor non-operasional seperti normalisasi nilai tukar mata uang asing dan penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan.

Kas GoTo Solid

Pada kuartal I-2023, GoTo terus meningkatkan monetisasi dan menerapkan penghematan beban usaha secara menyeluruh.

Pendapatan bruto yang meningkat 14% yoy ditopang strategi dalam meningkatkan kesetiaan konsumen dengan memanfaatkan portofolio produk bernilai tambah (value-added products) dan layanan premium.

Sementara itu, biaya insentif dan pemasaran juga turun sebesar Rp 2,6 triliun atau 39% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Margin kontribusi Grup GoTo mencatatkan angka positif sebesar 0,4% sebagai persentase dari GTV, tumbuh pesat sebesar 224 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp636 miliar.

Direktur Keuangan Grup GoToJacky Lo, mengatakan dengan tercapainya margin kontribusi positif keseluruhan Grup pada kuartal ini, perseroan berada pada titik penting di tengah upaya mendorong profitabilitas seluruh unit bisnis. Hal ini didukung oleh peningkatan pertumbuhan pendapatan serta rasionalisasi insentif secara konsisten.

Menurut dia, pengelolaan beban operasional tetap secara cermat turut mendukung perseroan dalam langkahnya mencapai profitabilitas, dan secara signifikan telah mengurangi biaya operasional serta tingkat cash burn.

“Menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan beban juga merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang perseroan, di mana basis biaya yang lebih rendah akan memberikan kami keleluasaan lebih besar untuk mengalokasikan modal demi percepatan pertumbuhan di masa depan,” tutur Jacky.

Adaun posisi kas GoTo dan neraca keuangan tetap solid dengan jumlah kas dan setara kas sebesar Rp 26,8 triliun dan fasilitas kredit sekitar Rp 4,65 triliun, senilai Rp 1,5 triliun telah digunakan per 31 Maret 2023. Jacky menegaskan perseroan meyakini akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal.

GTV Grup pada kuartal I-2023 mencapai Rp 149 triliun, meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan memperkirakan pertumbuhan transaksi dan GTV yang lebih moderat sepanjang paruh pertama tahun ini sejalan dengan upaya perseroan mempercepat rencananya mencapai profitabilitas berbasis konsumen setia.

Selama kuartal I-2023, jumlah konsumen profitabel tetap stabil dan mencapai lebih dari 70% total konsumen. Selain itu, mereka bertransaksi lebih sering dengan GTV per konsumen profitabel yang terus tumbuh secara kuartalan dan menyumbang lebih dari 70% total GTV4 Grup pada kuartal I-2023.

Fokus Perseroan pada monetisasi mendorong peningkatan take rate Grup secara keseluruhan sebesar 29 bps dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Terkoreksi, Ternyata Ini Alasan Harga Saham GoTo Turun

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts