Laba Anjlok Tapi Saratoga Raup Untung Rp1,5 T dari Dividen

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan yang juga dimiliki Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan pendapatan dividen sebesar Rp1,5 triliun pada paruh pertama 2023, naik 9% dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski begitu, laba perusahaan investasi ini mengalami koreksi yang cukup dalam.

Read More

Direktur Keuangan Saratoga Lany D Wong mengungkapkan sepanjang semester I-2023, Saratoga mampu mempertahankan rasio biaya dan utang yang sehat dengan biaya operasional sebesar 0,5 persen dari NAV dan loan to value sebesar 1,1 persen. Sebagai catatan, Net Asset Value (NAV) SRTG tercatat sebesar Rp 47,5 triliun

Di tengah tingkat suku bunga yang masih tinggi, Saratoga berhasil menurunkan beban bunga di semester I-2023 sebesar 53 persen dibanding dengan semester I-2022 melalui inisiatif pengurangan utang. Posisi utang bersih perusahaan pada periode ini adalah Rp 507 miliar dibandingkan Rp 688 miliar pada akhir 2022.

Lany menjelaskan, pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan. Seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba/rugi perusahaan.

Namun demikian, Lany menegaskan, nilai kerugian yang tercatat pada semester I-2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba/rugi.

“Perlu dipahami bahwa sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market. Dengan posisi likuiditas perusahaan yang kuat, kami optimis bahwa strategi investasi dapat di eksekusi secara optimal dan memberikan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham, baik melalui peningkatan nilai NAV perusahaan maupun distribusi dividen,” ungkap Lany.

Merujuk pada laporan keuangan semester 1/2023, Saratoga mencatatkan rugi berjalan yang diatribusikan ke entitas pemilik per Juni 2023 sebesar Rp12.21 triliun. Hal ini terkontraksi dalam dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3.31 triliun.

Hal ini disebabkan oleh pengusutan pendapatan neto atas investasi pada
saham dan efek ekuitas lainnya yang tercatat menjadi minus Rp15 triliun dari sebelumnya untung Rp2,7 triliun.

Meski begitu, Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan setiap peluang investasi baru sebagai langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Saratoga akan terus memperkuat investasinya di sektor-sektor penggerak ekonomi strategis.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan, serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis. Kami percaya langkah-langkah ini akan memberikan hasil yang positif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sebagai informasi, pengusaha sekaligus politikus Sandiaga Uno merupakan pendiri dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) bersama dengan konglomerat Indonesia, Edwin Soeryadjaya. Sandiaga Uno memiliki saham SRTG sebanyak 2.917.827.145 lembar saham atau sebesar 21,51% dari total saham SRTG.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Emiten Grup Saratoga Jual Mahal Saham Buyback, Kenapa?

(dce)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts