Laba BFIN Catat Rekor, Tapi Kok Beban Keuangan Naik 50%?

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan perolehan laba sesudah pajak sebesar Rp508,8 miliar atau naik 28,5% pada triwulan pertama tahun 2023. Angka ini adalah rekor laba bersih per kuartal yang pernah diterima perusahaan.

Read More

Sebelumnya, BFIN mencatatkan laba sebesar Rp395,9 miliar pada kuartal 1-2022. Perolehan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan senilai Rp1,6 triliun sepanjang kuartal satu atau tumbuh 39,0% yoy.

Meski begitu, BFIN mencatatkan beban bunga dan keuangan yang naik lebih dari 50% dari Rp137,7 miliar menjadi Rp212,8 miliar pada tahun ini. Secara rinci, beban tersebut naik sebesar 54,53%. Jumlah liabilitas juga bertambah dari yang semula Rp13,17 triliun menjadi Rp14,6 triliun.

Di sisi lain, biaya operasional Perusahaan tercatat sebesar Rp1,0 triliun atau naik 46,8% yoy sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional Perusahaan guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir.

Kenaikan ini didukung oleh realisasi pembiayaan baru di kuartal I/2023 yang melambung 53,9% yoy atau senilai Rp6,3 triliun, serupa dengan nilai pembiayaan baru sepanjang kuartal IV/2022 silam.

BFI Finance menilai, masyarakat sudah mulai optimis di tengah masa transisi pandemi, dilihat dari meningkatnya permintaan pembiayaan. Kredit mobil masih menjadi penyumbang permintaan pembiayaan terkuat.

“Sebagian besar portofolio pembiayaan berdasarkan jenis asetnya masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, yakni mengambil porsi hingga 67,5% dengan nilai piutang yang dikelola atau managed receivables sebesar Rp15,2 triliun dari total Rp22,5 triliun,” ujar Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance.

Komposisi piutang yang dikelola terbesar lainnya selain pembiayaan kendaraan roda empat adalah pembiayaan alat berat dan mesin 12,8%, pembiayaan kendaraan roda dua 12,5% dan sisanya merupakan pembiayaan properti, pembiayaan berbasis syariah, serta pembiayaan dari anak usaha yang berkontribusi sebesar 7,2% terhadap piutang yang dikelola Perusahaan.

Per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) terpantau rendah di bawah posisi 1%, yakni level bruto 1,06% dan neto 0,43% dengan cakupan penyisihan 3,8 kali. Piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp21,4 triliun atau meningkat 45,0% dibandingkan periode kuartal satu tahun lalu.

Saham BFIN ditutup stagnan pada hari ini, Rabu, (26/4/2023). BFIN ditutup dan dibuka di harga Rp1.320 per helai dan sempat menyentuh level terbawahnya Rp1.260, setelah kemudian merangkak naik.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Cuan Mineral Sumberdaya (AKSI) Gak Kira-Kira, Karena Apa?

(Mentari Puspadini/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts