penyebabsakit.com

Literasi Keuangan Naik Sih, Tapi Gap Sama Inklusi Kok Jauh Ya

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan masyarakat Indonesia makin melek keuangan dibandingkan tiga tahun yang lalu yang tercermin dari Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2022.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi menyebutkan literasi keuangan hampir menyentuh 50% yaitu 49,68%.

“Indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menggembirakan menjadi 49,68%. Naik dibandingkan 2019 yang berada di posisi 38,03%,” kata dia dalam konferensi pers, dikutip Rabu (23/11/2022).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan cuma itu, pemahaman masyarakat mengenai inklusi keuangan tercatat 85,1% naik dibandingkan periode 2019 sebesar 76,19%. Friderica optimis inklusi keuangan akan mencapai target yang diharapkan Presiden Joko Widodo yaitu 90% pada 2024.

Kiki menyebutkan GAP yang ada antara literasi dan inklusi terus mengecil dibandingkan periode sebelumnya.

“Kita upayakan GAP semakin kecil. Karena kalau dilihat inklusi tinggi dan bagus tapi gap ke indeks literasi jauh ini bisa jadi masalah. Karena banyak masyarakat yang menggunakan jasa keuangan tanpa paham produk atau jasa keuangan,” ujarnya.

Dari data yang dipaparkan Friderica, SNLIK 2022 ini dimulai pada Juli hingga September 2022 di 34 provinsi. Ada 76 kota/kabupaten dengan responden 14.634 orang yang berusia 15-79 tahun.

OJK memang melakukan survei setiap 3 tahun sekali. Metode yang digunakan dan indikatornya tetap sama yaitu untuk indeks literasi keuangan, dengan parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku.

Peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan merupakan hasil kerja sama yang terjalin baik antara OJK, Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak lainnya, baik dalam wadah Dewan Nasional Keuangan Inklusif maupun Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang jumlahnya mengalami kenaikan dari 171 di tahun 2019 menjadi 462 TPAKD di tahun 2022.

Pandemi di awal tahun 2020 menjadi salah satu pendorong untuk mengakselerasi transformasi digital dalam edukasi keuangan yang memungkinkan edukasi keuangan dilakukan secara lebih masif dan borderless. Bauran strategi edukasi keuangan secara tatap muka (luring) dan daring maupun penguatan aliansi strategis akan menjadi strategi kunci dalam mengakselerasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan.

Hasil SNLIK 2022 menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di tahun 2023, fokus OJK untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia tertuang dalam Arah Strategis Literasi Keuangan Tahun 2023 adalah Membangun Literasi Keuangan Masyarakat Desa Melalui Aliansi Strategis dengan Kementerian/Lembaga Terkait, Perangkat Desa dan penggerak PKK Desa, dan Mahasiswa KKN.

Sasaran prioritas literasi keuangan tahun 2023 adalah pelajar/santri, UMKM, penyandang disabilitas dan masyarakat daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Sedangkan sasaran prioritas inklusi keuangan tahun 2023 adalah segmen perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah perdesaan, dan sektor jasa keuangan syariah.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Tiga Sektor Ini Menopang IHSG, Teknologi Salah Satunya

(tep/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version