Maaf Bos Sawit! Setelah Naik 3%, Harga CPO Balik Tekoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan awal pekan Selasa (25/7/2023) mematahkan penguatan tajam pada perdagangan kemarin.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 0,58% ke posisi MYR 4.140 per ton pada pukul 08:00 WIB. Meskipun turun, harga CPO masih berada di level 4.100, yang menjadi level tertinggi sejak 10 Maret 2023.

Pada perdagangan awal pekan, Senin (24/7/2023) harga CPO berakhir melesat 3,2% ke posisi MYR 4.164 per ton. Dengan ini, secara bulanan harganya sudah terbang 9,9%, dan koreksi tahunan terpangkas menjadi 0,42%.



Kenaikan harga CPO belakangan ini terjadi karena penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak nabati dari wilayah tersebut.

Namun, lagi-lagi aksi profit taking (ambil untung) wajar karena penguatan pada perdagangan. Namun, sentimen positif dari kesepakatan biji-bijian tersebut masih berpotensi membuat harganya naik.

“Ada berita di pelabuhan Ukraina diserang oleh Rusia. Rusia juga ingin memblokir Ukraina mengekspor biji-bijian mereka, membuat minyak kedelai melonjak lebih dari 2% dan jagung 3%,” kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur dikutip dari Reuters.

Kabar terbaru, Rusia menghancurkan gudang biji-bijian Ukraina di Danube dalam serangan pesawat tak berawak pada hari Senin, memperluas area target kampanye udaranya dan meningkatkan kemungkinan ancaman terhadap ekspor biji-bijian darat dan sungai besar Ukraina melalui Uni Eropa.

Dari sisi minyak saingannya, pada perdagangan kemarin harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 2,55%. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 2,24%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 2,71%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-20 Juli naik 10,1% dari bulan sebelumnya, menurut AmSpec Agri Malaysia.Sementara menurut surveyor kargo Intertek Testing Services ekspor naik 19%.

Sementara, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, ekspor minyak sawit Indonesia, termasuk produk olahan, mencapai 2,23 juta ton pada bulan Mei.

Dari dalam negeri, pihak berwenang Indonesia pada Senin (24/7/2023) mengatakan jumlah daerah di mana kebakaran dapat terjadi telah berlipat ganda selama seminggu terakhir karena cuaca kering, meningkatkan kekhawatiran atas kebakaran hutan yang meluas bahkan sebelum negara tersebut mencapai puncak musim kemarau.

Jumlah ‘hotspot’ yang tercatat antara 17 Juli dan 23 Juli melonjak menjadi 12.701 dari 6.082 seminggu sebelumnya, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB).

Sebagian besar peningkatan titik api terlihat di Kalimantan, bagian Indonesia dari pulau Kalimantan, serta di Jawa dan Papua, kata juru bicara BNPB Abdul Muhari.

“Meski tidak semua titik api akan berubah menjadi titik api, namun kita tetap harus waspada karena peningkatan signifikan yang kita lihat,” ujarnya dalam pengarahan virtual.

Dia menyoroti, Indonesia belum mencapai puncak musim kemarau yang diperkirakan antara Agustus hingga awal September.

Badan cuaca Indonesia mengatakan negara tahun ini diperkirakan akan mengalami musim kemarau paling parah sejak 2019, sebagian karena kembalinya pola cuaca El Niño.

Abdul memperingatkan masyarakat untuk tidak meninggalkan api tanpa pengawasan dan untuk melaporkan penurunan muka air yang signifikan di area lahan gambut. Dia juga mengatakan pihak berwenang sedang melakukan patroli udara di enam provinsi prioritas.

Negara Asia Tenggara ini mengalami kebakaran hutan dahsyat pada tahun 2015 dan 2019 yang menyelimuti negara dan sebagian wilayah Asia Tenggara dengan kabut asap. Kebakaran tahun 2019 menyebabkan kerugian ekonomi sekitar US$ 5,2 miliar di delapan provinsi Indonesia, menurut Bank Dunia.

Minyak kelapa sawit dapat memperpanjang kenaikannya ke zona resistensi MYR 4.103-4.122 per metrik ton, dan membalikkan tren kenaikan setelahnya, kata analis teknis Reuters Wang Tao.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Satu Kata Buat Harga CPO: Madesu!

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts