Maaf Bos Sawit! Setelah Nanjak 1%, Harga CPO Tak Bertenaga

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan Selasa (22/8/2023) mematahkan penguatan pada perdagangan kemarin.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melemah 0,53% ke posisi MYR 3.915 per ton pada pukul 08:00 WIB. Meskipun mengalami koreksi, penguatan sebelumnya membawa harganya kembali ke level 3.900.

Pada perdagangan awal pekan, Senin (21/8/2023) harga CPO berakhir melesat 1,68%% ke posisi MYR 3.936 per ton. Dengan ini, secara bulanan harganya naik 1,5% meskipun masih mengalami koreksi 5,7% secara tahunan.



Menguatnya harga CPO didukung oleh sentimen positif dari kekuatan minyak nabati saingannya, ditambah lagi data ekspor yang kuat mampu membawa harga CPO bercokol di level 3.900.

Berdasarkan data surveyor kargo Intertek Testing Services dan Amspec Agri, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 Agustus naik antara 9,8% dan 17,4% dari periode yang sama bulan sebelumnya.

Sementara dari sisi minyak saingannya, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 meningkat 0,8%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,5%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,3%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Di sisi lain, saat ini pasar minyak kacang menguat karena cuaca kering di Amerika Serikat (AS) sehingga mengancam dan akan berdampak pada pasokan selama musim pengisian polong yang kritis, sementara banjir di China merusak tanaman, memotong produksi jagung dan kedelai.

Hal ini diungkapkan oleh Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan yang berbasis di Mumbai, Kantilal Laxmichand & Company.

“Dengan demikian, sebagian besar konsumen beralih ke sawit karena tetap menjadi alternatif yang paling terjangkau,” kata Saiya dikutip dari Reuters.

Sementara, ringgit Malaysia ( MYR), mata uang perdagangan sawit tercatat melemah 0,04% terhadap dolar. Ringgit yang lebih lemah membuat minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Di sisi lain, para pelaku pasar tengah mencermati sentimen yang datang dari Indonesia. sebagaimana diketahui, Uni Eropa (UE) pada pekan lalu telah meluncurkan penyelidikan apakah biodiesel dari Indonesia menghindari bea UE dengan melalui China dan Inggris.

Berdasarkan analis teknis Reuters Wang Tao, pada perdagangan hari ini dapat menembus support MYR 3.861 per ton dan jatuh ke support selanjutnya di MYR 3.778.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Harga CPO Berusaha Nge-Gas Usai Terkapar 6 Hari, Yuk Bisa Yuk

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts