Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan investasi dengan dana kelolaan terbesar di dunia, BlackRock mengumumkan Amin Nasser, CEO perusahaan minyak terbesar di dunia Saudi Aramco, bergabung menjadi dewan direksi perusahaan.
Perusahaan yang memiliki dana kelolaan hingga US$ 8,59 triliun atau nyaris mencapai Rp 129.000 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$) mengatakan langkah tersebut mencerminkan pentingnya peran Timur Tengah sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya.
“Karier luar biasa Amin di Aramco selama lebih dari empat dekade, memberinya perspektif unik tentang banyak masalah utama yang dihadapi perusahaan dan klien kami,” kata Larry Fink, CEO BlackRock, dalam keterangan resmi, dikutip CNBC Internasional Selasa (18/7).
“Pengalaman kepemimpinan, pemahaman tentang industri energi global, semangat menuju ekonomi rendah karbon, serta pengetahuannya tentang kawasan Timur Tengah, semuanya akan berkontribusi secara signifikan pada dialog direksi BlackRock,” tambah Fink.
Nasser diketahui telah memimpin Aramco sejak 2015. Dia menjadi sosok utama keberhasilan pencatatan publik (IPO) perusahaan minyak tersebut pada 2019. Kemudian pada 2021, di bawah kendalinya Aramco yang merupakan perusahaan fosil raksasa duni mengumumkan proposalnya untuk mencapai emisi gas nol bersih pada 2050.
Sementara itu, BlackRock juga ikut menerapkan pedoman dan strategi tata kelola lingkungan, sosial dan perusahaan (ESG) di industri keuangan. Perusahaan, yang menjual sejumlah fund “berkelanjutan”, telah mendapat kecaman karena investasinya di perusahaan produsen bahan bakar fosil dan menjadi sasaran politik dengan kritik atas kebijakan ESG-nya.
Pada Agustus 2022, Pengawas Keuangan Texas Glenn Hegar mengecam BlackRock dan menempatkan manajer aset dalam daftar perusahaan keuangan yang “memboikot perusahaan energi”.
Pada bulan Desember, kepala keuangan Florida Jimmy Patronis mengatakan departemen keuangan negara bagian tersebut akan mulai mendivestasikan US$ 2 miliar (Rp 30 triliun) aset mereka yang dikelola oleh BlackRock.
Fink sebelumnya mengatakan bahwa manajer investasi seperti BlackRock bukanlah “polisi lingkungan”, tetapi merupakan kewajiban fidusia perusahaan untuk memberi investor akses ke informasi terbaik dan terlengkap untuk membuat keputusan investasi keuangan mereka, dan itu termasuk data terkait iklim dan ekonomi hijau serta berkelanjutan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Cek! 2 Investor Kakap Ini Diam-diam Akumulasi Saham GGRM
(fsd/fsd)
Sumber: www.cnbcindonesia.com