Mandiri Rajai Kredit Sindikasi, Salurkan Rp 6,43 T

Jakarta, CNBC Indonesia – Penyaluran kredit sindikasi tahun ini, hingga awal semester II/2023 mengalami koreksi. Meski begitu, PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI) masih masuk dalam jajaran atas penyalur kredit sindikasi terbesar di Indonesia.

Read More

Sejak awal tahun hingga Jumat, (14/7/2023), market share volume kredit sindikasi yang disalurkan Bank Mandiri sebagai bookrunner tercatat sebesar 8,89%. Adapun total volume deal sebesar US$439,69 juta atau setara Rp6,43 triliun dari total kredit sindikasi.

Meski begitu, perolehan ini turun 48,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana Bank Mandiri mencatatkan market share volume kredit sindikasi sebagai bookrunner sebesar 17,30% dengan volume sebanyak US$1,13 miliar. 

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha optimistis kredit sindikasi di Indonesia akan tetap stabil hingga akhir tahun. Hal ini terlepas dari faktor tahun politik & penurunan harga komoditas.

Perlu diingat, pasar kredit sindikasi di Indonesia pada semester pertama tahun 2023 ini mengalami penurunan secara volume dan jumlah deal dibandingkan dengan tahun 2022.

“Dengan kondisi likuiditas bank yang solid dan tingkat suku bunga saat ini, Bank Mandiri melihat beberapa perusahaan lebih memilih fund raising melalui kredit sindikasi dibandingkan dengan penerbitan surat berharga. Dengan demikian, hal tersebut berpengaruh positif pada pasar kredit sindikasi di Indonesia,” tandas Rudi kepada CNBC Indonesia.

Rudi menambahkan, beberapa sektor unggulan penyaluran kredit sindikasi di Bank Mandiri di antaranya adalah sektor energi, komoditi, infrastruktur, dan manufaktur.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit per Mei 2023 naik 9,39% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 6.577 triliun.

Anggota Dewan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Edina Rae, mengatakan bahwa pertumbuhan kredit pada Mei 2023 disokong oleh bank umum swasta nasional yang tumbuh 15,2% YoY.

Sementara itu, mengutip data Bank Indonesia, berdasarkan golongan debitur, kredit korporasi naik 9,0% YoY dan perorangan 9,7% YoY. Kedua golongan debitur ini tumbuh lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi lebih tinggi dibandingkan dengan modal kerja dan konsumsi. Secara keseluruhan, capaian ketiga jenis kredit tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Mengutip data BI, kredit investasi naik disokong oleh sektor industri pengolahan, seiring dengan perkembangan pada sub-sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah di Kalimantan Timur dan Jawa Timur.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


4 Bank Jumbo Guyur Semen Baturaja Rp 901,42 M

(fab/fab)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts