Masalah Terbesar UMKM RI: Tak Terkoneksi dengan Industri


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapi oleh usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM).

Menurutnya, UMKM di Indonesia tidak terkoneksi dengan industri. Ini terkait dengan hubungan rantai pasok dan transfer teknologi.

“Masalah terbesar kita untuk urus UMKM, adalah UMKM disconnected dengan industri, tak terhubung rantai pasok, tak ada kepastian pasar, tidak ada transfer tekno,” kata Teten Masduki BRI Microfinance Outlook 2024, Kamis (7/3/2024).

Teten menilai masalah ini bisa diselesaikan dengan memberikan kemudahan pada pembiayaan ke sektor produktif sehingga harus ada afirmasi untuk biayai sektor produktif, terutama di pertanian, peternakan dan lain sebagainya.

Dia mengatakan salah satu negara yang sudah menerapkan hal ini adalah Jepang. Negeri Sakura melakukan upaya ini melalui Japang Finance Corporation (JFC). Lembaga tersebut telah mendanai 60% ke sektor produktif. Solusi lainnya adalah menyusun skema credit scoring. Ini bisa jadi alternatif penilaian pembiayaan yang bisa digunakan oleh UMKM.

“Lebih dari 140 negara menggunakan skema ini,” ungkapnya. Sayangnya, Indonesia tidak bisa menerapkan hal ini.

Teten menuturkan credit scoring untuk UMKM di Indonesia tidak bisa digunakan. Sebab para pelaku bisnis kecil itu belum pernah melakukan peminjaman kredit di bank.

“Kita bisa menggunakan dua data: data Telko, mereka beli pulsa, belanja dll dan data PLN. Di banyak negara sudah cukup menerapkan credit scoring,” jelas Teten.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Top! Kredit & DPK BRI Tumbuh Double Digit di Kuartal III 2023

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts