Masih Rugi, Intraco Penta (INTA) Patok Belanja Modal Mini

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Intraco Penta Tbk (INTA), perusahaan penyedia alat berat, alat konstruksi & pendukung, fabrikasi & infrastruktur, dan pembangkit listrik mengalokasikan dana belanja modal Rp 83,9 miliar tahun depan.

Read More

Direktur Utama INTA, Petrus Halim optimis optimistis akan mencapai pertumbuhan kinerja yang baik pada tahun depan kendati bayangan resesi mengancam perekonomian global dan dengan belanja modal yang disediakan perseroan optimis bisa tumbuh hingga 5,2% dibandingkan tahun ini.

“Perseroan memproyeksikan target pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,5 triliun dengan target laba operasional sebesar Rp 78,3 miliar atau naik sebesar 5,2% dari tahun sebelumnya,” jelas Petrus dalam Pubex, Jumat (16/12/2022).

Adapun dana capex yang tersedia akan digunakan untuk heavy equipment Rp 68,9 miliar, office equipment Rp 1,36 miliar, software equipment Rp 10 miliar, kendaraan Rp 2,91 miliar, dan workshop equipment and tools Rp 740 juta.

Petrus mengatakan tahun depan tren penjualan alat berat diproyeksi akan meningkat khususnya untuk pertambangan, perkebunan, dan proyek infrastruktur. Untuk itu, INTA akan memacu dan mendorong kinerja penjualan pada lini alat berat.

Selain mendorong kinerja pada lini utama kami alat berat, INTA juga akan mengoptimalkan kinerja lini bisnis lainnya agar sinergi dan keberlanjutan bisnis tetap terjaga.

Adapun pada tahun 2022 ini, Petrus mengatakan perseroan telah berhasil melakukan restrukturisasi pinjaman dalam rangka penyelesaian pinjaman/fasilitas kredit Perseroan dan Anak Usahanya, yaitu PT Intraco Penta Wahana (IPW), PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS), dan PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) terhadap Bank Mandiri. Hal ini sebagai salah satu strategi guna menjaga kinerja Perseroan secara keseluruhan.

Menyambut tahun depan, Petrus telah menyiapkan sejumlah strategi guna mengoptimalkan pertumbuhan kinerja. Salah satunya yaitu memaksimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, Petrus meyakini dengan adanya rencana PT Intan Baru Prana Tbk (d/h) PT Intan Baruprana Finance Tbk. (IBFN)) yang akan mengubah lini bisnisnya dari perusahaan pembiayaan menjadi distributor alat pengakut komersial yang melayani penjualan dan memberikan layanan purna jual truk dan kendaraan komersial merek TATA untuk wilayah Kaltim, maka akan semakin dapat mendorong kinerja Perseroan.

“Jika nantinya seluruh rencana berjalan dengan baik, dengan restu Pemegang Saham, kami berharap kompetensi bisnis Grup INTA akan semakin kokoh menjadi penyedia alat berat yang terlengkap dan terbaik di Tanah Air setelah IBFN masuk sebagai distributor alat pengangkut komersial,” ujar Petrus.

Secara kinerja, hingga September 2022 lalu Perseroan telah berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 12,01% menjadi Rp 497,16 miliar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh tahun 2021 sebesar Rp 443,78 miliar (YoY).

Selain itu, INTA mencatat total aset sebesar Rp 2,38 triliun, atau turun 2,4 % dibandingkan total aset pada tahun 2021 sebesar Rp 2,44 triliun. INTA juga masih mencatat rugi bersih komprehensif sampai Kuartal III/2022 sebesar Rp 99,56 miliar.

INTA memproyeksi kendati masih akan mencatatkan kerugian bersih mengingat adanya beban bunga yang cukup tinggi, tetapi besarnya kerugian bersih diestimasikan akan menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan perbaikan performance bagi INTA.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dompet Tebal, MIKA Bisa Bangun 8 Rumah Sakit Tanpa ‘Ngutang’

(tep/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts