Masih Undervalue, Ini Rekomendasi Sekuritas Soal GOTO

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup di level Rp 96/saham pada pekan lalu, menguat 3,23% selama sepekan. Kinerja tersebut mengakhiri tren buruk dalam empat minggu terakhir atau setelah berakhirnya periode lock-up saham, awal Desember.

Read More

Kinerja saham GOTO sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 1,45% pada pekan lalu. Rebound saham GOTO bukan hanya menghasilkan penguatan harga selama sepekan, tetapi juga mengakhiri aksi jual saham secara brutal (sell off) di pasar negosiasi.

Pada tiga hari terakhir, transaksi saham GOTO lebih banyak terjadi di pasar reguler. Volume transaksi pun tetap tinggi namun dengan penawaran permintaan (bid offer) yang semakin seimbang.

Tekanan jual di zona auto reject bawah (ARB) berangsur mereda setelah manajemen melakukan public expose insidentil. Dalam paparannya, manajemen meyakinkan pelaku pasar bahwa penurunan harga saham tidak mencerminkan fundamental perusahaan.

Kinerja GOTO terus meningkat yang tercermin dari gross transaction value (GTV), pendapatan, maupun EBITDA Margin. Perusahaan pun melakukan perampingan organisasi dan mengurangi bakar uang.

Faktor positif lainnya adalah pengembangan produk baru yakni integrasi pembayaran TransJakarta dengan GoPay dan peluncuran produk GoCar Luxe untuk konsumen yang menginginkan layanan premium.

GoTo juga mengumumkan divestasi atas saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) senilai Rp 1,5 triliun. Selain memperkuat arus kas, hasil penjualan saham yang sangat menguntungkan ini juga akan tercatat dalam neraca laba rugi tahun ini.

Apresiasi market terhadap public expose manajemen GOTO terlihat pada rekomendasi sejumlah sekuritas. Ciptadana merekomendasikan BUY karena terlepas dari “hang over” tekanan penjualan sahamnya, GOTO tetap memimpin pasar dengan ekosistem terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Selain itu, GOTO telah berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas.

Dengan harga saham yang sekarang, Ciptadana menilai GOTO masih undervalue karena harga saham GOTO dijual 2.0 x EV/gross sales, dibandingkan Sea Limited (2,3x) dan Grab (3,4x). Apalagi Tokopedia baru mengumumkan kenaikan komisi untuk regular merchants, power merchants, dan power merchants pro.

Menurut analis Ciptadana, peningkatan komisi merchant diperlukan untuk meningkatkan monetisasi perusahaan dalam upaya mengejar profitabilitas. Tokopedia diperkirakan dapat mencapai target take rate 4% pada 2023. Peningkatan take rate ini juga menunjukkan Tokopedia sejalan dengan rata rata industri.

“Dengan strategi cross-pollination (cross selling) di ekosistem GoTo, Tokopedia tetap dapat meningkatkan GTV walaupun take-rate merchant dinaikkan,” tulis riset Ciptadana.

BNI Sekuritas pun merekomendasikan BUY untuk saham GOTO dengan tiga alasan utama. Pertama, GOTO tetap mampu untuk menumbuhkan bisnisnya dibandingkan kompetitor walau GOTO masih mengonsolidasikan bisnis dan melakukan rasionalisasi biaya di saat yang sama.

Ini menunjukkan bahwa GOTO telah berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas. Kedua, GOTO fokus ke aset utama mereka dengan rencana divestasi aset non-core sehingga dapat menambah kas, memperpanjang runway perusahaan dan mengurangi tekanan untuk mencari dana ketika iklim investasi sedang tidak mendukung.

Ketiga, BNI Sekuritas melihat GOTO masih mempunyai banyak potensi yang dapat di-unlock. Meski harga saham melemah dalam beberapa minggu, BNI Sekuritas meyakini GOTO bukan bisnis yang gagal. Fluktuasi harga saham tidak mencerminkan fundamental dan prospek bisnis.

“Selama ini GOTO telah mencapai target yang mereka telah janjikan, seperti pertumbuhan GTV yang lebih tinggi daripada kompetitor. GTV GOTO tumbuh 7% QoQ dan 33% YoY mencapai Rp 160,9 triliun, melampaui panduan yang mereka janjikan,” tulis analis BNI Sekuritas dalam riset terbarunya.

BNI Sekuritas juga menilai Tokopedia akan mengalahkan kompetitor utamanya. Begitupun dalam menghadapi tekanan Tiktok Shop, Tokopedia dinilai lebih mampu. Pertumbuhan GTV GOTO tahun depan diproyeksi mencapai 21%, lebih tinggi daripada ekspektasi konsensus Grab (14%) dan Shopee (11%).

GOTO dinilai memiliki banyak ruang untuk rasionalisasi biaya sehingga dapat memperjelas arah untuk mencapai keuntungan, khususnya efisiensi di biaya sales & marketing sambal meningkatkan take-rate seperti para kompetitornya.

Perusahaan juga fokus ke aset utama mereka di segmen on-demand, e-commerce, fintech, logistik di Indonesia. Perusahaan telah memangkas insentif di Singapura dan Vietnam serta memilih bermtira dengan ComfortDelGro, operator taksi terbesar di Singapura untuk mengatasi kekurangan supply mitra driver. Dengan divestasi aset non-core, BNI Sekuritas yakin GOTO mempunyai kas yang cukup hingga dapat mencapai breakeven.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Video: Koleksi Saham GOTO Usai Lock-Up Dibuka, Masih Okeh?

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts