Masih Volatil, IHSG Kayaknya Loyo di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak volatil dan ditutup pada level 6.880,80 atau terkoreksi 0,22% secara harian pada perdagangan sesi I Senin (20/2/2023).

Di awal perdagangan, IHSG sempat dibuka menguat dan bahkan menyentuh titik tertinggi di level 6910.50.

Read More

Data Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan, sebanyak 293 saham turun, 196 saham naik dan 218 lainnya tidak berubah.

Hingga istirahat siang, volume perdagangan sebesar 13,51 miliar saham dan jumlah saham yang berpindah tangan sebanyak 674 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,38 triliun.

Mayoritas saham blue chip terparkir di zona merah. Bank Mandiri melemah 0,49%, Astra International melorot 1,32% dan United tractors jatuh 2,44%. Berikutnya, Bayan Resources turun 0,54% sementara Mitra Keluarga Karyasehat merosot 4,11%.

Sikap investor yang wait and see membuat IHSG cenderung kurang bergairah pada hari ini. Investor menanti rilis serangkaian data ekonomi dan agenda penting di global pada pekan ini.

Adapun rilis data ekonomi penting yakni data aktivitas manufaktur (Purchasing Managers Index/PMI) periode Februari 2023, inflasi di Jepang, dan lain-lainnya.

Adapun agenda penting yang akan digelar pada pekan ini yakni keputusan suku bunga bank sentral China (People Bank of China/PBoC), bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed), dan bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA).

Di lain sisi, investor di RI masih mencerna keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu.

Analisis Teknikal


Foto: Putra
Jakarta

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indicator Bollinger Band (BB) untuk mencari resistance dan support terdekat.

Indeks saat ini bergerak mendekati pita bawah BB yang menjadi support terdekat, di angka 6.870.

Sejauh tidak menembus level support tersebut, penurunan IHSG pada sesi II akan terbatas. Sementara, resistance terdekat IHSG ada di pita tengah BB, yakni di level 6.891 dan di level psikologis 6.900.

IHSG saat ini masih berada di fase sideways atau pola rectangle. Sejauh pola tersebut tidak koyak (misalnya, IHSG tiba-tiba anjlok ke level 6.700), IHSG masih di jalur konsolidasi usai mendaki tangga penguatan sejak 12 Januari 2023.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI ditutup turun ke 45,57.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 berada di bawah MA 26.

Melihat data di atas, pada perdagangan sesi II nanti, penurunan IHSG berpeluang terbatas dan indeks kemungkinan akan ditutup di zona merah. Level support terdekat di 6.870 dan 6.864, sedangkan resistance di angka 6.891 dan 6.900.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bursa Saham Global Longsor Berjamaah, IHSG Ikutan Nih..

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts