Masyarakat Banyak Ngutang Jelang Lebaran, Kredit FIF Group Naik


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan pembiayaan milik Astra Group PT Federal International Finance (FIF) mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 16,5% pada tiga bulan pertama tahun 2024, dengan raihan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun.

Melalui keterangan resminnya, FIF Group mencatatkan pertumbuhan nilai penyaluran pembiayaan sebesar 3,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp11 triliun serta kenaikan dari sisi jumlah unit yang dibiayai atau booking unit menjadi 805 ribu unit atau tumbuh sebesar 0,8% secara yoy.

Adapun rasio Non-Performing Finance (NPF) perusahaam multifinance ini tercatat sebesar 1,2%. Nilai ini masih dalam batas wajar Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berdasarkan sektornya, pembiayaan sepeda motor Honda secara nilai penyaluran pembiayaan maupun jumlah booking unit mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,5% dan 5,4% yoy menjadi Rp7 triliun dan 418 ribu unit pada Kuartal-I 2024.

Sedangkan, untuk pembiayaan multiguna mengalami kenaikan secara nilai penyaluran pembiayaan yangmencapai Rp3,5 triliun dengan kenaikan sebesar 3,3% yoy. Namun, turun secara booking unit sebesar 2,7% yoy menjadi 358 ribu unit hingga Kuartal-I 2024.

Sementara untuk layanan pembiayaan syariah Haji dan Umrah dengan kenaikan nilai penyaluran pembiayaan yang mencapai 8% yoy menjadi Rp124 miliar namun terdapat penurunan tipis sebesar 0,9% yoy pada booking unit menjadi 4.898 unit hingga Kuartal-I 2024.

Namun, dari sektor pembiayaan alat elektronik, gadget, hingga perabot rumah tangga yang disediakan dan juga pembiayaan mikroproduktif tercatat mengalami penurunan sebesar 20,5% dan 15,2% secara yoy menjadi Rp101 miliar dan Rp293 miliar.

Presiden Direktur FIF Group Siswadi mengungkapkan, angka-angka ini disebabkan pergeseran perilaku masyarakat di bulan puasa khususnya menjelang mudik pada Kuartal-I 2024 yang lalu. Masyarakat dinilai lebih memprioritaskan pengeluaran untuk mendukung kebutuhan yang berkaitan dengan mudik menjelang Lebaran, seperti sepeda motor, dana tunai, dan juga dana syariah.

“Sejak awal puasa, masyarakat pada umumnya sudah mempersiapkan diri untuk menyambut libur Lebaran. Pengeluaran mereka akan diprioritaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri tersebut, seperti sepeda motor, dana tunai, bahkan ibadah umrah,” kata Siswadi dikutip Kamis, (2/4/2024).

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan industri multiifnance mengenai kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF) setelah periode Idulfitri.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Agusman mengatakan pembiayaan pada Ramadan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya.

Hal itu terjadi karena pada periode Ramadan konsumsi masyarakat naik, termasuk kebutuhan kendaraan bermotor. Pola ini kemungkinan bisa terjadi lagi.

Akan tetapi setelah Idulfitri, OJK juga mencatat bahwa NPF di industri multifinance cenderung meningkat. “Namun saat ini, setelah monitoring yang baik, mereka bisa turunkan NPF tersebut tidak lama,” kata Agusman dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Maret 2024, Selasa (2/4/2024).

Adapun mengacu pada data kinerja perusahaan pembiayaan dari OJK, NPF multifinance pada masa lebaran dua tahun ke belakang selalu meningkat. Pada 2022 saat Hari Raya Idulfitri jatuh pada Mei, NPF bulan tersebut naik ke 2,77%, setelah di Bulan April hanya mencatat sebesar 2,70%.

Kenaikan ini juga terjadi pada dua tahun lalu, yakni 2021. Rasio NPF pada masa lebaran tahun 2021 yang jatuh di bulan Mei berkisar di angka 4,05%, naik 67 basis poin (bps) dari April 2021 yang berada di level 3,88%.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Aksi Jual Asing Bikin Saham Astra (ASII) Turun ke Bawah Level 5.000

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts