MBMA Dorong Hilirisasi Nikel Demi Keberlangsungan Baterai EV

Jakarta, CNBC Indonesia PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), semakin gencar melakukan hilirisasi nikel demi mendorong rantai pasok kendaraan bermotor listrik (electric vehicle). Hal tersebut dibuktikan MBMA lewat kerja sama dengan mitra strategisnya Tsingshan, CATL dan Huayou.

Read More

“MBMA, bersama dengan Tsingshan, CATL dan Huayou, berada pada posisi yang tepat dalam strategi jangka panjangnya untuk memaksimalkan nilai portofolio aset berkualitas tinggi dari hulu hingga proyek ekspansi hilir untuk memproduksi bahan-bahan penting guna mendukung nilai kendaraan listrik yang tumbuh pesat,” ungkap Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan, Senin (18/9/2023).

Komitmen MBMA makin diperkuat setelah melepas saham perdananya pada April 2023 dan mendapatkan dana segar sebesar Rp 9,2 triliun, MBMA telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memperluas dan mengembangkan bisnis di sepanjang rantai nilai baterai yang berlokasi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, Indonesia. Dana tersebut digunakan perusahaan untuk membiayai pembangunan dan pengembangan proyek-proyek yang ada dan yang sedang berkembang.

Alokasi Capex 2023 sejauh ini termasuk penyelesaian haul road dari tambang SCM yang akan mulai mengirim bijih nikel ke IMIP, penyelesaian proyek AIM, produksi perdana fasilitas RKEF ketiga ZHN serta akuisisi PT Huaneng Metal Industry (HNMI).

Saat ini MBMA memiliki tiga pabrik pengolahan (smelter) berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan nickel pig iron (NPI) yaitu PT Cahaya Smelter Indonesia, PT Bukit Smelter Indonesia, dan PT Zhao Hui Nickel (ZHN) dengan kapasitas terpasang total 88.000 ton nikel dalam NPI per tahun.

Pada kuartal lalu, produksi nikel NPI (Nickel Pig Iron) mencapai 11.870 ton dengan biaya keberlanjutan (All-In Sustaining Cost/AISC) 13.459 dolar AS/ton. MBMA juga mencapai lebih dari 7,5 juta jam kerja tanpa Loss Time Injury (LTI) yang menjadi bukti komitmen MBMA terhadap keselamatan karyawan di seluruh operasinya. Pada 31 Mei 2023, MBMA selesai melakukan akuisisi 60% saham PT Huaneng Metal Industry (HNMI) yang memiliki fasilitas konversi nickel matte kadar tinggi (High Grade Nicke Matte/HGNM) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

MBMA juga berencana membangun pabrik peleburan nikel berteknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL), dengan kapasitas masing-masing 120.000 ton, yang dibangun dalam kompleks Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).

Pembangunan pabrik ini akan dilakukan dua tahap, dengan operasional tahap pertama sebesar 60.000 ton. Pabrik ini akan mengambil limonit dari tambang Sulawesi Cahaya Minerals (SCM), yang merupakan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang sesuai dengan Joint Ore Reserves Committee (JORC).

MBMA yakin bisa mengambil peluang hilirisasi rantai nilai baterai kendaraan listrik. MBMA berusaha untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor listrik dunia di masa depan.

“Kami bercita-cita untuk menjadi perusahaan bahan baterai terintegrasi yang terkemuka dan memiliki komitmen yang tinggi dalam menerapkan standar ESG (Environment, Social & Governance),” ujar Devin kembali.

 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Katanya Harta Karun RI, Trio Saham Nikel Kok Jadi Beban IHSG?

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts