Menanti Inflasi Amerika, Minat Asing Sepi di Surat Utang RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Asing nampaknya masih enggan membeli Surat Utang Negara (SUN) di tengah sikap pasar yang menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Juli 2023. Data tersebut bakal menjadi pertimbangan penting bagi keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Read More

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali melakukan lelang SUN pada hari ini, Selasa (8/8/2023).

Ada delapan seri surat berharga yang dilelang meliputi SPN12231109 (reopening), SPN12240529 (reopening), FR0095 (reopening), FRSDG001 (reopening), FR0096 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).

Penawaran yang masuk (incoming bids) pada lelang hari ini mencapai Rp 32,54 triliun, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar Rp 31 triliun. Bids yang masuk ini membaik ini dibandingkan akhir bulan lalu yang sempat menjadi terendah dalam tujuh lelang terakhir.

Hanya saja, pemerintah hanya menyerap utang sebesar Rp 9,85 triliun, artinya jumlah yang diambil di bawah target indikatif sebesar Rp 14 – 21 triliun. Serapan kali ini juga merupakan yang terendah sejak awal tahun. Lebih kecilnya penyerapan ini sudah mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan 2023, dan kondisi APBN terkini.

Perlu diketahui, ketika serapan pemerintah tidak terlalu tinggi sementara jumlah lelang yang masuk lebih tinggi, maka ini menunjukkan sikap pemerintah yang cenderung konservatif. Sementara untuk penawaran yang masuk dari asing dalam lelang hari ini sebesar Rp 4,49 triliun, incoming bids ini jadi yang paling rendah sejak lelang 17 Januari lalu. Jumlah utang yang diserap dari investor asing tercatat Rp 1,15 triliun atau setara 15,29% dari foreign incoming bids.


Surat utang jangka pendek terpantau tidak terlalu atraktif permintaannya, bahkan yang jangka tiga bulan (SPN12231109) sama sekali tidak dilirik asing. Sedangkan yang jatuh tempo pada Mei 2023 dengan kode SPN11240529 asing hanya menawar Rp910 miliar, akan tetapi pemerintah tidak menyerap-nya.

Di sisi lain, surat utang jangka panjang masih menjadi incaran asing, terpantau pada seri FR0098 atau surat utang yang jatuh tempo 15 tahun mendatang total incoming bids sebesar Rp 1,56 triliun, hanya saja yang diserap pemerintah sebesar Rp 1 triliun. Selanjutnya, disusul seri FR0096 atau surat utang jangka 10 tahun dengan total penawaran masuk Rp 1,28 triliun dengan serapan sebesar Rp 374,36 miliar.


Menelisik lebih dalam, anjloknya minat asing disinyalir akibat sikap investor yang masih wait and see data ekonomi penting. Salah satunya, inflasi negeri Paman Sam yang akan rilis pada Kamis (10/8/2023) malam hari pukul 19.30 waktu Indonesia bagian barat. .

Data inflasi cukup penting diperhatikan, pasalnya ini akan menjadi pertimbangan the Fed dalam mengambil keputusan melanjutkan kebijakan ketat atau sebaliknya. Tak hanya itu, nanti malam sejumlah dua the Fed yakni Harker dan Barkin akan melakukan pidato yagn setidaknya akan memberikan gambaran terhadap kebijakan bank sentral AS di tengah penantian data inflasi.

Secara keseluruhan lelang hari ini walaupun yang masuk dari asing masih cenderung sepi, tetapi total yang masuk sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif.

Pada periode kuartal kedua tahun ini, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI berhasil melampaui ekspektasi ke posisi 5,17% secara tahunan (yoy). Padahal Menteri Keuangan Sri Mulyani proyeksi PDB bisa tumbuh 5% yoy sementara BI memperkirakan bisa tumbuh 5,1% yoy.

CNBC Indonesia Research 

[email protected] 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Asing Ngebet Surat Utang RI Tapi Maaf Jokowi Lagi Banyak Duit

(tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts