Merosot 1% Sepekan, Pesta Cuan Emas Berhenti

Jakarta, CNBC Indonesia – Tren emas dunia berbalik arah pekan ini. Setelah pada minggu lalu melejit 5% lebih, harga logam mulia itu turun 1%.

Read More

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (18/11/2022) harga emas dunia di pasar spot tercatat US$1.749,74, turun 0,63% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara kinerja selama sepekan turun 1,18%.

Emas dunia menguat tipis pada sesi perdagangan awal pekan, Senin (14/11/2022) karena nilai tukar dolar Amerika Serikat menguat. Emas di pasar spot tercatat US$1.772, naik tipis 0,06% saja.

Indeks dolar, yang mengukurkekua

tan greenback dibandingkan enam mata uang utama lainnya, naik 0,4%. Hal ini membuat emas yang dibanderol dengan dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Kenaikan dolar dan imbal hasil AS membebani emas, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menambahkan bahwa perburuan harga murah yang mendukung kenaikan harga emas pada minggu lalu bisa membantu sedikit pemulihan emas. Harga emas bisa naik ke atas dalam waktu dekat, tambah Wyckoff.

Pada hari kedua pekan ini, gerak harga emas masih menjanjikan dengan kenaikan 0,36% ke US$1.778,3 per troy ons. Namun, kenaikan terbatas setelah rilis harga produsen Amerika Serikat (AS).

Harga produsen AS meningkat tapi masih di bawah perkiraan pada Oktober. Ini diartikan oleh para pelaku pasar bahwa inflasi mulai mereda dan dapat menjadi pertimbangan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves/The Fed, untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif.

“Data inflasi yang mendingin adalah kabar baik untuk emas, tetapi tampaknya kita memiliki penghalang harga yang kuat di level US$1.800,” kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Tren positif emas tak bertahan lama karena pada perdagangan Rabu (16/11/2022) harga emas di pasar spot tercatat US$1.773,8 per troy ons, turun 0,25% dibandingkan posisi sebelumnya.

Pedagang memperhatikan data yang menunjukkan penjualan ritel AS meningkat lebih dari ekspektasi pada Oktober. Sementara data pada hari Selasa menunjukkan kenaikan harga produsen AS yang lebih kecil dari perkiraan pada bulan Oktober yang telah meningkatkan harapan Fed dapat memperlambat kenaikan suku bunga.

Naiknya suku bunga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil. Permintaan turun, harga mengikuti

Tren negatif berlanjut hingga dua hari ke depan, yakni pada perdagangan Kamis dan Jumat. Pada Kamis (17/11/2022) emas dunia turun 0,25% ke 1.773 per troy ons. Sementara pada Jumat (18/11/2022) emas dunia dibanderol US$1.749,74 per troy ons, turun 0,63%.

Sedikit mundurnya emas setelah reli baru-baru ini telah melalui retracement teknis di pasar emas, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Future.

Pemimpin Federal Reserve Bank of Boston Susan Collins mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral memiliki lebih banyak kenaikan suku bunga di depannya karena berusaha untuk menurunkan inflasi, menambahkan bahwa kenaikan 75 basis poin masih akan terjadi.

Sementara itu pasar saat ini melihat peluang 87% dari kenaikan 50-bps pada pertemuan Fed bulan Desember menurut perangkat CME Fedwatch.

“Emas telah mampu bertahan dengan relatif baik sejauh ini…(namun) koreksi selalu mungkin terjadi setelah kenaikan besar,” kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Bukannya Berkilau, Emas Malah Makin Kusam…

(ras/luc)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts