Mimpi Ini Mengubah Nasib Raja Rokok RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Produsen rokok PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel memiliki kisah unik dalam sebuah penamaan merek produk. Siapa yang menyangka bahwa nama Bentoel sendiri rupanya berasal dari sebuah proses mimpi sang pemilik.

Read More

Untuk diketahui, pendiri Bentoel yakni Ong Hok Liong, lahir di desa Karang Pacar, Bojonegoro pada 12 Agustus 1893. Sejak era 1930-an, Ong Hok Liong bersama Tjoa Sioe Bian mendirikan pabrik rokok di Malang.

“Awalnya, perusahaan ini bernama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong. Kemudian nama itu diubah menjadi Hien An Kongsie,” tulis Rudy Badil dalam Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya (2011:107). Pabrik itu mulanya memproduksi rokok tjap Burung, tjap Klabang, dan Djeroek Manis.

Bentoel sendiri sebelumnya pada 1951 bernama NV Pertjetakan Liem An itu. Namun pada 1954 menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Adapun transformasi nama menjadi Bentoel bermula ketika sang pemilik Ong Hok Liong tertidur di dekat makam dan bermimpi melihat ubi talas saat sedang berziarah.

Setelah bangun, dia bertanya kepada juru kunci makam tentang mimpi tersebut, juru makam pun berkata bahwa Ong Hok Liong dapat petunjuk dari Mbah Djugo agar mengganti nama pabriknya.

Ong Hok Liong memang suka berziarah. George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019) menyebut pada 1954 Ong Hok Liong berziarah ke makam keramat Mbah Djugo di sekitar Gunung Kawi.

Kala itu merek rokok yang dibuatnya dirasa masih kurang laku. Pabriknya kemudian mengganti merek rokoknya. Nama yang dipilih adalah sebutan Jawa untuk ubi talas, yakni bentul, yang sebelum ada Ejaan Yang Disempurnakan (1973) masih sering ditulis sebagai Bentoel.

“Ketika dia (Ong Hok Liong) meninggal pada tahun 1967 dia adalah seorang multi jutawan dan Bentoel telah tumbuh menjadi rokok pribumi terbesar kedua di Indonesia,” tulis George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019).

Anak-anak Ong Hok Liong lalu menggantikannya. Budhiwijaya Kusumanegara, anak sang pendiri menjadi Presiden Direktur Bentoel.

Namun, setelah 1980-an, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel tidak mampu membayar pinjamannya ke BRI dan Bank Bumi Daya senilai US$ 170 juta. Utang Bentoel dengan kreditor asing bahkan kemudian menggelembung menjadi US$ 350 juta.

Akhirnya 70% saham keluarga Ong Hok Liong dilego. Hutomo Mandala Putra gagal membelinya. Kemudian Bentoel dipegang Peter Sondakh dan Rajawali Wira Bhakti Utama. Pada tahun 1997, aset Bentoel diserahkan kepada perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima dan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel bubar.

Bentoel Prima pada 2000 ganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Belakangan saham perusahaan itu dipegang oleh British American Tobacco, sebagai pemegang saham 92,48% dan sisa saham lain dipegang oleh masyarakat.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sebat Dulu… Produksi Rokok Melonjak 93% Bulan Lalu

(Verda Nano Setiawan/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts