Minyak Mentah Dunia Lagi Galau, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah terpantau cerah bergairah pada perdagangan Rabu (19/7/2023), didorong oleh janji China untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pasokan yang lebih ketat dari Rusia dan persediaan minyak mentah mingguan Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah.

Read More

Per pukul 07:10 WIB, harga minyak mentah jenis Brent naik 0,1% ke posisi harga US$ 79,72 per barel, sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) cenderung stagnan di US$ 75,75 per barel.

Namun per pukul 09:30 WIB, harga minyak Brent terkoreksi 0,16% ke US$ 79,5 per barel, sedangkan WTI melemah 0,29% menjadi US$ 75,52 per barel.

Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, harga minyak Brent melesat 1,44% di posisi US$ 79,63 per barel, sedangkan WTI melonjak 2,16% di harga US$ 75,75 per barel.


Perencana ekonomi top China berjanji bahwa mereka akan meluncurkan kebijakan untuk “memulihkan dan memperluas” konsumsi di ekonomi terbesar kedua di dunia karena daya beli konsumen tetap lemah.

Perekonomian China pada kuartal II-2023 memang ada kecenderungan melambat, tetapi masih cukup baik, meski data ekonomi lainnya juga cenderung melambat.

Pada Senin lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) China periode kuartal II-2023 dilaporkan tumbuh 6,3% dari tahun lalu, meleset dari ekspektasi pasar sebesar 7,3%.

Hal ini menandai pertumbuhan 0,8% dibandingkan dengan kuartal pertama, dan lebih lambat dari laju secara kuartalan 2,2% yang tercatat pada periode Januari hingga Maret.

Selain itu, pertumbuhan penjualan ritel melambat menjadi 3,1% pada Juni dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan 12,7% pada Mei.

Di lain sisi, Rusia akan mengurangi ekspor minyaknya sebesar 2,1 juta ton pada kuartal III-2023, sejalan dengan rencana pemotongan ekspor sukarela sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, menurut Kementerian Energi Rusia.

“Minyak mentah naik di tengah tanda-tanda pengetatan lebih lanjut di seluruh pasar. Rusia tampaknya menepati janjinya untuk mengurangi pasokan,” kata ANZ Research, dalam catatan, dikutip dari Reuters Rabu (19/7/2023).

Sementara itu, persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS semuanya turun pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, pada Selasa kemarin, dengan stok minyak mentah turun sekitar 800.000 barel.

Pasar mengharapkan laporan persediaan mingguan oleh Administrasi Informasi Energi AS pada hari ini, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam persediaan minyak mentah AS, memberikan beberapa dukungan lebih untuk harga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Breaking News: Harga Minyak Mentah Ambruk 3%!

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts