Musim Laporan Keuangan Tiba, Jadi Berkah atau Musibah?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar keuangan Indonesia secara mayoritas kurang menggembirakan pada perdagangan Selasa (1/8/2023), meski inflasi Indonesia kembali mengalami penurunan dan resmi berlakunya aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE).

Pasar keuangan domestik diharapkan bisa kembali ke zona hijau pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup melemah 0,65% ke posisi 6.886,496. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.800 pada akhir perdagangan kemarin, setelah sempat bertahan di zona psikologis 6.900.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 11 triliun, dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 161 saham menguat, 396 saham melemah, dan 184 saham lainnya stagnan.

Investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 386,73 miliar di seluruh pasar pada perdagangan kemarin.

Di kawasan Asia-Pasifik, terpantau cenderung bervariasi. Namun sayangnya, IHSG menjadi yang paling besar koreksinya. Sedangkan indeks KOSPI Korea Selatan menjadi yang paling besar penguatannya kemarin.

Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan Selasa kemarin.


Sedangkan untuk mata uang rupiah pada perdagangan kemarin juga ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15,110/US$, melemah 0,23% di pasar spot.
Padahal seharusnya, sentimen dari berlakunya aturan DHE kemarin menjadi penopang rupiah. Namun, karena dolar AS sedang perkasa, maka koreksi rupiah pun tak terelakan.

Berikut pergerakan rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa kemarin.


Sementara di pasar surat berharga negara (SBN), pada perdagangan kemarin harganya terpantau kembali menguat, menandakan bahwa imbal hasil (yield) mengalami penurunan dan tandanya sedang diburu oleh investor.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau turun tipis 0,1 basis poin (bp) menjadi 6,267%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.


Kemarin, data inflasi Indonesia periode Juli 2023 resmi dirilis. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi RI Juli kembali turun menjadi 3,08% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,52%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukkan stabilitas harga komoditas pangan.

“Angka tahunan ini menggambarkan inflasi menunjukkan harga-harga komoditas pangan relatif stabil dan terkendali,” tegas Pudji, dalam Rilis BPS, Selasa (1/8/2023).

Adapun, angka inflasi yang turun hingga 3,08% membuktikan bahwa ramalan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo benar adanya. Perry memperkirakan inflasi Juli 2023 bisa turun hingga di bawah 3,5%, lebih rendah dibandingkan bulan lalu.

“Alhamdulillah bulan lalu (Juni) ada 3,5 persen (inflasi). Insyaallah bulan ini bisa di bawah 3,5 persen. Insyaallah tahun ini 3,3 persen,” tegasnya, dikutip Selasa (1/8/2023).

Angka ini juga sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi yang memperkirakan inflasi tahunan bulan lalu turun menjadi 3,08%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI pada bulan lalu mencapai 0,21%, lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya yang sebesar 0,14%.

Pada Selasa kemarin juga resmi berlaku aturan DHE. DHE diharapkan dapat membawa pulang dolar AS dari ekspor yang telah diparkir di luar negeri.

Beberapa perubahan aturan baru terkait DHE Sumber Daya Alam (SDA) ke dalam perbankan di dalam negeri. Di antara perubahan tersebut, eksportir diwajibkan menyimpan 30% dari DHE dalam sistem keuangan Indonesia untuk jangka waktu tertentu.

Regulasi DHE SDA meliputi sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Batas DHE yang dikenakan kewajiban adalah US$250.000 per dokumen atau sekitar Rp3,76 miliar. Dampaknya, industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengekspor tidak akan dikenakan kewajiban ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi besar DHE SDA sangat besar. Potensi DHE yang masuk sebesar US$ 60,9 miliar atau sekitar Rp 918,98 triliun.

“Potensi yang bisa didapatkan adalah US$ 60-100 miliar,” tutur Airlangga, pada saat konferensi pers, pekan lalu.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts