Negara-negara Asia Ini Ikut Langkah RI ‘Buang’ Dolar AS


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah negara di Asia secara perlahan tetapi pasti, mulai mengurangi transaksi antar negara dengan dolar AS. Hal ini dilakukan dalam rangka efisiensi dan menghindari gejolak nilai tukar.

Terbukti sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia mulai melakukan langkah tersebut. Bank Indonesia (BI) kian gencar menambah daftar kerja sama transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction dengan bank sentral negara lain. Pada 2024 mendatang, Indonesia dan Korea Selatan akan mengimplementasikan transaksi tanpa dolar AS, baik untuk perdagangan, investasi, maupun finansial.

Sebagai langkah awal implementasi, Bank Indonesia dan Bank of Korea (BOK) sepakat untuk menyusun sebuah framework LCT dalam suatu konsep panduan operasional. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman kerja sama penggunaan mata uang lokal kedua bank sentral itu pada Mei 2023.

“Framework ini dijadwalkan untuk dioperasionalkan pada 2024, dan akan memfasilitasi transaksi antara Indonesia dan Korea dalam mata uang lokal sehingga mengurangi paparan terhadap risiko nilai tukar dan menurunkan biaya bisnis serta pengguna lainnya,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo selepas pertemuan dengan Gubernur Bank of Korea Rhee Chang Yong di Nusa Dua, Bali, dikutip Selasa (12/12/2023).

Kerja sama antara BI dan BOK menjadi yang keenam, setelah sebelumnya kerjasama LCT telah disepakati antara Bank Indonesia dengan Bank Negara Malaysia, Bank of Thailand, Japan Ministry of Finance, People Bank of China, dan Monetary Authority of Singapore.

Menurut Perry, khusus dengan Korea, implementasi framework LCT akan memfasilitasi penyelesaian transaksi pembayaran lintas negara di area perdagangan dan diharapkan dapat meminimalisasi exposure risiko nilai tukar dan biaya bagi pelaku usaha dan pengguna lainnya.

Dia menjelaskan perbankan di Indonesia dan Korea juga dapat melakukan kuotasi nilai tukar secara langsung, sehingga risiko nilai tukar dan biaya yang timbul dari transaksi tersebut dapat berkurang, serta meningkatkan efisiensi yang mampu mendorong transaksi perdagangan antara Indonesia dan Korea. Ini sekaligus dapat memperdalam pasar keuangan dalam mata uang lokal.

Melalui implementasi kerangka kerja sama LCT ini, perdagangan antarnegara dapat menggunakan kuotasi nilai tukar secara langsung yang disediakan oleh bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) sehingga memberikan opsi bagi dunia usaha dalam melakukan transaksi perdagangan dan meningkatkan efisiensi transaksi.

“Penggunaan mata uang lokal yang luas akan memperkuat stabilitas makroekonomi. Kolaborasi ini akan memperkuat kerja sama keuangan bilateral antara Korea dan Indonesia,” tutur Perry.

QRIS dengan Dubai

Bank Indonesia bersama Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) telah menandatangani nota kesepahaman penggunanaan QRIS antarnegara atau sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment).

Dengan nota kesepahaman itu, nantinya transaksi bisa langsung menggunakan ponsel dan mata uang masing-masing negara. Sebab, sistem pembayaran menggunganakan sistem quick response codenya sudah terhubung.

“Kita baru tanda tangan dengan UEA sehingga pas ke dubai bisa pakai QRIS,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Birama 2023 di kantornya, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Direktur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono saat ditemui di lokasi yang sama mengatakan, untuk penandatanganan nota kesepahaman dengan UEA ini dilaksanakan dengan pertimbangan banyaknya tenaga kerja Indonesia di negara itu.

“Sebenarnya tadinya lebih dulu mau dengan Arab Saudi karena kan banyak yang haji dan umrah, tapi di sananya belum siap sistemnya. Dan UEA lebih dulu siap, ditambah dengan tenaga kerja Indonesia yang disana banyak kan,” ucap Erwin.

BI mengungkapkan selain dengan UEA, pihaknya tengah melakukan penjajakan lainnya yang akan dilakukan adalah dengan India, Jepang, dan China. Adapun untuk Arab Saudi sudah dijalin komunikasi untuk pemanfaatan QRIS antarnegara, namun sistem mereka belum siap mendukung konektivitasnya.

Sejauh ini, QRIS antarnegara telah terhubung dengan sejumlah negara di kawasan ASEAN di antaranya dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura. Namun, BI sudah menandatangani nota kesepahaman atau MoU juga dengan Filipina meski belum terhubung saat ini.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Tenang! Rupiah Tak Sendiri, Mata Uang Asia Ambruk Berjamaah

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts