Neraca Perdagangan Surplus 33 Bulan, Rupiah Tetap Tumbang!

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (15/2/2023) meski neraca perdagangan kembali mencatat surplus.

Read More

Melansir data Refinitiv, rupiah melemah 0,3% ke Rp 15.200/US$ di pasar spot.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Januari 2023 mengalami surplus sebesar US$ 3,87 miliar.

Pencapaian surplus ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2023 sebesar US$ 3,47 miliar.

Meski demikian, rilis tersebut masih belum mampu mendongkrak kinerja rupiah. Sebab, meski neraca perdagangan terus mencatat surplus, tetapi devisanya tidak ada di dalam negeri.

Hal ini yang menyebabkan pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang DHE dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam menjadi sangat dinanti.

Melalui revisi itu, pemerintah akan mewajibkan para eksportir memarkirkan DHE di dalam negeri dalam kurun waktu tertentu, pemerintah juga akan memperluas sektor industri yang wajib memarkirkan dolar hasil ekspornya.

Sayangnya, sejak wacana tersebut dilontarkan pertengahan bulan lalu, hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan segera diumumkan.

Pelaku pasar kini menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) Kamis besok.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah antara yang memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan dan yang memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan. Namun, mayoritas melihat BI tidak akan lagi mengerek suku bunga.

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Dua institusi memperkirakan BI akan mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00%.

Dengan adanya risiko bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga lebih tinggi, maka proyeksi terbaru dari BI akan sangat dinanti pelaku pasar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts