Ngeri! Para Penguasa Ekonomi RI Ini All Out Dukung Prabowo


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Konglomerat Garibaldi Thohir menyatakan sepertiga penyumbang perekonomian Indonesia siap membantu memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.

Hal itu disampaikannya dalam acara Relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1) malam. Pria yang akrab disapa Boy menyebut, sepertiga penyumbang perekonomian Indonesia siap membantu memenangkan pasangan calon presiden nomor urut dua.

“Walaupun kami jumlahnya sedikit, tapi ya di ruangan ini mungkin sepertiga perekonomian Indonesia ada di sini,” kata Boy mengutip CNN Indonesia, Selasa (23/1/2023).

Kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini mengungkapkan, banyak pengusaha kakap siap membantu memenangkan Prabowo-Gibran dalam Pilpres tahun ini.

“Mulai dari Djarum Grup, Sampoerna Grup, Adaro Grup, siapa lagi, pokoknya grup-grup semua ada di sini. Ada Ninin the richest wanita in Indonesia dan semuanya Pak,”

Ninin yang dimaksud Boy merujuk pada Arini Subianto, salah satu perempuan terkaya di Indonesia.

Lantas, siapa saja sepertiga perekonomian yang disebut Boy Thohir?

Grup Djarum

Hartono bersaudara, yaitu Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, masih memegang posisi sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$48 miliar (Rp747 triliun), naik US$300 juta (Rp4,6 triliun) dari tahun sebelumnya.

Dalam mencapai kejayaannya, Hartono bersaudara mengembangkan perusahaan rokok Djarum. Tak hanya berhenti pada perusahaan rokok, pada 1975, mereka juga melebarkan sayap bisnis ke beberapa industri.

Salah satunya, industri elektronik dengan mendirikan PT Indonesian Electronic & Engineering yang kemudian pada 18 September 1976 berubah nama menjadi PT Hartono Istana Electronic lalu merger dan menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Hartono bersaudara juga memutuskan untuk mengambil BCA, dari keluarga Salim yang sudah kehilangan kontrol atas bank itu akibat krisis ekonomi pada 1998-1998.

Grup Sampoerna

Sejak lama Sampoerna sudah identik dengan rokok. Karena fakta sejarahnya, keluarga Sampoerna sejak 1913 sudah berdarah-darah dalam bisnis rokok dan sangat jaya dalam industri rokok selama puluhan tahun. Perusahaan rokok keluarga ini, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) kemudian mayoritas sahamnya dijual ke Philip Morris.

Saat ini Sampoerna dikenal sebagai pemain kelapa sawit juga. Hermawan Kertajaya dalam Kompas Seratus (2009:13) menyebut di tahun 2006 mengakuisisi PT Sungai Rangit yang mengelola kelapa sawit di Kalimantan Tengah lalu pada 2007 mengakuisisi PT Selapan Jaya yang mengelola kepala sawit di Sumatra Selatan.

PT Selapan Jaya, mulai hadir sebagai perusahaan sejak 7 Juni 1993 dan pada 2007 Selapan Jaya menjadi PT Sampoerna Agro. Sungai Rangit juga kemudian dijadikan bagian dari Sampoerna Agro Tbk (SGRO). Benih kepala sawit dimainkan Sampoerna Agro melalui PT Binasawit Makmur.

Benih itu ada yang dipakai perusahaan milik Sampoerna Agro dan ada pula yang dijual. Kemampuan mengadakan benih sendiri, serta penguasaan lahan yang luas, tentu memperbesar perkebunan kelapa sawit milik Sampoerna Agro. PT Sampoerna Agro Tbk. telah menguasai lebih dari 100.000 lahan hektar kelapa sawit di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.

Sawit ikut menambah kekayaan Putera Sampoerna dan kelompok bisnisnya yang punya usaha di di dalam dan luar negeri. Majalah Forbes menyebut pada 2023, Putera Sampoerna dan keluarga berada di urutan ke-27 dalam jajaran 50 Orang Terkaya Indonesia dengan kekayaan sebesar US$1,75 miliar (Rp27,49 triliun).

Grup Adaro

PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) merupakan salah satu perusahaan tambang batubara RI. Tak hanya itu, ADRO beserta anak perusahaannya ini bergerak dalam bidang perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara dan kegiatan pembangkit tenaga listrik.

Baru-baru ini, ADRO juga mengembangkan bisnis di energi hijau melalui Adaro Green dan Adaro Minerals. Perusahaan ini tercatat di bursa sudah dari 2008. Boy Thohir tercatat memegang kepemilikan ADRO sebanyak 6,18%, sekaligus memegang jabatan penting sebagai Presiden Direktur.

Boy sendiri tercatat sebagai orang terkaya ke-17 dalam deretan 50 orang terkaya RI versi Majalah Forbes yang dipublikasi akhir tahun lalu. Forbes menaksir kekayaan Boy Thohir dan keluarga mencapai US$ 3,3 miliar atau setara Rp51,15 triliun.

Arini Subianto

Kemudian, Boy menyebut nama Arini Subianto. Arini dan keluarga yang harta ditaksir sebesar US$1,34 miliar atau sebesar Rp20,80 triliun, menjadikannya salah satu perempuan terkaya di deretan 50 orang terkaya RI versi Majalah Forbes.

Arini merupakan Presiden Direktur Persada Capital Investama. Jabatan itu ia duduki setelah ayahnya, Benny Subianto meninggal dunia pada Januari 2017. Ia merupakan anak tertua Benny, sehingga kerajaan bisnis bapaknya yang bernilai jutaan dolar itu dikendalikan olehnya setelah Benny wafat.

Arini mengawasi investasi Persada di berbagai bidang mulai dari produk pengolahan kayu dan kelapa sawit hingga pengolah karet dan batu bara. Portofolio Persada mencakup saham minoritas di raksasa batubara Adaro Energy.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Cerita Adaro dari BUMN Spanyol Hingga Polemik Rebutan Saham

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts