Nih Sosok Gubernur BI yang Dibutuhkan Pasar, Sri Mulyani?

Jakarta, CNBC Indonesia – Para pelaku pasar keuangan mengungkapkan sejumlah kriteria khusus yang mereka harapkan ada pada diri calon Gubernur Bank Indonesia. Perry Warjiyo akan habis masa jabatannya pada Mei 2023.

Read More

Tiga bulan sebelum masa jabatan Perry habis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diamanatkan Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) mengajukan maksimal tiga nama calon penggantinya ke DPR untuk diuji kepatutan dan kelayakannya.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan saat ini market sangat membutuhkan Gubernur BI yang mampu dengan cepat menghadapi tantangan perekonomian global pada 2023. Tantangan itu seperti tekanan inflasi tinggi hingga potensi resesi banyak negara.

“Penuh dinamika tahun ini karena itu ada potensi perlambatan bahkan resesi di banyak negara, direktur IMF kan sebut bisa sampai sepertiga negara-negara dunia yang bisa memasuki resesi,” kata dia kepada CNBC Indonesia.

“Jadi penting sekali orang yang mampu menjaga stabilitas eksternal, external balance maupun internal balance kita, karena inflasi juga,” tutur David.

Di tengah masih suramnya ekonomi tahun ini, Gubernur BI baru juga menurutnya harus mampu menjalin komunikasi kuat kepada para pelaku pasar keuangan. Ini supaya mampu memberi keyakinan, terutama saat mengeluarkan kebijakan makroprudensial dan kebijakan menghadapi inflasi.

“Jadi mampu memberi keyakinan pada pasar dari sisi bagaimana menjangkar inflasi kita terutama ya, dan juga tentunya memberikan dorongan juga di satu sisi buat pertumbuhan, kebijakan-kebijakan makroprudensial,” ucapnya.

Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto menambahkan, secara spesifik pelaku pasar keuangan sebetulnya menginginkan Gubernur BI pengganti Perry nantinya berasal dari internal BI supaya pemahaman teknis mengantisipasi tantangan ekonomi global 2023 lebih terjaga.

“Kalau saya lihat dari market kelihatannya lebih suka dengan pejabat BI yang sudah paham terhadap teknis kebijakan dari Bank Indonesia. Jadi setidaknya pejabat baru atau pejabat lama dari Gubernur BI ini masih berasal dari lingkungan Bank Indonesia,” ucap dia.

Namun, Myrdal menekankan, kriteria yang utama bagi Gubernur BI baru adalah mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah melambatnya perekonomian global. Maka, Gubernur BI baru harus berani menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif.

“Tapi ya sekali lagi ekspektasinya adalah Gubernur BI tentunya harapannya pejabat yang sudah ada di lingkungan BI karena memiliki kompetensi dari sisi teknis untuk moneter yang lebih baik. Kalau untuk saya sarannya itu,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF ), Tauhid Ahmad menambahkan, selain kriteria yang memiliki kapasitas terjamin dalam mengelola moneter dan mendukung pertumbuhan ekonomi, juga penting harus memiliki kriteria yang berintegritas dan mampu menjaga independensi BI.

“Jadi enggak ujug-ujug muncul enggak punya kapasitas. Tantangannya menegakkan independensi bank sentral karena dengan UU PPSK yang baru ini menjadi satu yang signifikan,” ucap Tauhid.

Terkait nama-nama pengganti Perry yang beredar seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, maupun yang berasal dari internal BI Tauhid menilai, mereka memiliki kapasitas yang memumpuni. Namun, dalam hal berani menjaga independensi BI mereka belum teruji.

“Pak Purbaya, Bu Sri Mulyani, maupun deputi gubernur sekarang punya kapasitas tapi dari semua calon yang belum kelihatan statementnya adalah menunjukkan independensi bank sentral. Enggak ada yang berani keras terhadap keputusan-keputusan PPSK, ini penting,” kata Tauhid.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Rupiah Dekati Rp 15.500/USD, BI Agresif Naikkan Suku Bunga?

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts