OJK Angkat Suara Soal Heboh Kebobolan QRIS Bank BCA Rp68 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat suara terkait maraknya kasus pembobolan bank belakangan ini. Yakni, nasabah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di Salatiga dan di PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali.

Read More

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut peristiwa yang menimpa BCA ini bukanlah kebocoran data. Ia mengatakan yang sebenarnya terjadi adalah beredarnya beberapa konten yang memiliki kemiripan dengan data nasabah BCA.

“Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat kebocoran data nasabah BCA yang sumbernya dari BCA,” ujar Dian kepada CNBC Indonesia, Kamis.

Seperti diberitakan sebelumnya, Evita, nasabah BCA tersebut mengaku telah terjadi transaksi QRIS berulang kali yang tidak ia ketahui pada 23 hingga 26 September 2023. Total kerugiannya mencapai Rp68,5 juta. Ia menyatakan tidak mendapatkan kode One Time Password (OTP) atau email konfirmasi apapun pada saat transaksi misterius tersebut terjadi.

Pada Kamis (16/11/2023), BCA dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa kasus ini sudah dalam proses penanganan oleh pihak yang berwenang.

Sementara itu, terkait kasus yang menimpa BPD Bali, Dian menyebut kasus itu sudah lama terjadi. Sekarang ini, kata dia sudah banyak dilakukan penguatan IT.

“BPD itu kasus lama, sekarang sudah banyak penguatan IT,” ujar Dian.

Adapun pembobolan BPD Bali terjadi pada bulan April 2023 dan dilaporkan pada 15 Mei 2023. Kerugiannya mencapai sekitar Rp21,59 miliar dari dana nasabah di rekening yang hilang secara misterius.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Panjaitan mengatakan laporan sementara masuk dalam dugaan tindak pidana peretasan. Tetapi ia menegaskan bahwa kasus ini masih dalam proses penyelidikan. BPD Bali pun disebut telah mengembalikan kerugian kepada dana nasabah yang raib.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


OJK Mau “Atur” Dividen Bank, Begini Detailnya

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts