Pasang Safety Belt! IHSG Siap Kembali Uji Level 6.900

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound pada perdagangan Senin (7/8/2023), seiring dirilisnya data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2023 dan cadangan devisa RI periode Juli 2023.

IHSG naik 0,49% ke posisi 6.886,366. IHSG lagi-lagi mendekati level psikologis 6.900 pada Senin. Namun, masih belum bisa menyentuh level psikologis tersebut.

Read More

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan awal pekan ini, yakni mencapai 1,37%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan Senin. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan Senin.

Sejalan dengan sektor keuangan yang menjadi penopang terbesar IHSG Senin, tiga saham bank raksasa secara berurutan menjadi penopang terbesar IHSG pada Senin, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 13,7 indeks poin, kemudian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 9,7 indeks poin, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 8,4 indeks poin.

IHSG kembali cerah setelah dirilisnya data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2023 dan cadangan devisa RI periode Juli 2023.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023 mencapai 5,17% (year-on-year/yoy). Realisasi ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni yang tumbuh 5,4%.

Secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 3,86%. Dengan capaian ini, maka PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.226,7 triliun.

Realisasi ini lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpunCNBC Indonesiadari 11 institusi yang memperkirakan PDB RI pada kuartal II-2023 mencapai 4,98% (yoy) dan 3,74% dibandingkan kuartal sebelumnya (qtq).

Adapun, realisasi ini juga sejalan dengan proyeksi Gubernur Bank Indonesia (BI). Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Seperti diketahui, Gubernur BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,1% pada kuartal II-2023.

“Pada kuartal I ekonomi sudah menggeliat, sehingga di triwulan kedua ekonomi bisa mencapai 5,1% atau lebih karena adanya momen Lebaran,” kata Perry, dalam RDG April 2023, dikutip Senin (7/8/2023).

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan perekonomian dalam negeri masih mampu untuk tumbuh positif hingga diperkirakan 5-5,3% pada kuartal II-2023.

“Perkembangan positif ini pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 baik kuartal II dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga pada kisaran antara 5,0-5,3%,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat KSSK, dikutip Senin (7/8/2023).

Capaian tersebut, kata Sri Mulyani dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang semakin baik, didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan ekspansi aktivitas manufaktur yang tergambar dari PMI Manufaktur mencapai 53,3 pada Juli 2023.

Selain data PDB, data cadangan devisa (cadev) periode Juli 2023 juga telah dirilis Senin. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2023 tercatat sebesar US$ 137,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2023 sebesar US$ 137,5 miliar.

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia (BI) pagi Senin, peningkatan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa.

Dijelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tulis siaran pers BI.

Hari ini, investor akan menyimak sejumlah data, termasuk pidato pejabat The Fed yang akan memengaruhi pergerakan Wall Street dan data indeks keyakinan konsumen RI.

Analisis Teknikal




Foto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Senin, IHSG membentuk bullish marubozu dan kembali menembus ke atas area resistance penting 6.880 (Fibonacci 78,6%). Sejauh ini, IHSG kembali bertahan di atas support kunci, yakni garis MA 200 (6.835).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 56,56.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal usai membentuk death cross pada Rabu pekan lalu.

Hari ini, IHSG berpeluang menguji resistance terdekat di level psikologis 6.900 sebelum menentukan arah selanjutnya. Adapun, support penting terdekat berupa 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan garis MA 200 (6.835).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


IHSG Pengen Rebound Hari Ini? Simak Syaratnya!

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts