Pasar Masih Kecewa Dengan The Fed, Wall Street Dibuka Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali dibuka melemah pada perdagangan Kamis (21/9/2023), di mana investor masih cenderung kecewa dengan sikap bank sentral AS yang akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Read More

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,39% ke posisi 34.306,57, S&P 500 terkoreksi 0,64% ke 4.373,9, dan Nasdaq Composite merosot 0,91% menjadi 13.346,99.

Investor masih kecewa dengan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama, meski kali ini The Fed menahan suku bunga acuannya sesuai dengan perkiraan pasar.

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,5%.

Namun, The Fed mengindikasikan akan tetap mempertahankan sikaphawkish-nya hingga akhir tahun ini.

Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024 dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.

Dokumen dot plot The Fed menunjukkan suku bunga akan ada di kisaran 5,5-5,75% pada tahun ini. Artinya, ada indikasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp lagi hingga akhir tahun. Hal ini tentunya sesuai dengan pernyataan The Fed sebelumnya, di mana ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya lagi di tahun ini hanya tersisa sekali saja.

“Indikator terkini menunjukkan jika aktivitas ekonomi masih solid. Penambahan tenaga kerja melandai dalam beberapa bulan terakhir tetapi tetap kuat. Tingkat pengangguran tetap rendah tetapi inflasi masih naik,” tutur The Fed dalam keterangan resminya, dikutip dari situs resmi The Fed.

The Fed menjelaskan jika merekaakan memutuskan kebijakan ke depan secara hati-hati berdasarkan data yang berkembang serta mempertimbangkan outlook serta risikonya.

“Kami bersiap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan dan kami tetap menahan kebijakan pada level terbatas sampai kami percaya diri kalau inflasi memang terus bergerak melandai menuju sasaran kami,” ujar Chairman The Fed, Jerome Powell usai rapat FOMC, dikutip dariCNBC International.

Selain membuat Wall Street kembali merana di awal perdagangan hari ini, kekecewaan pasar akan sikap The Fed juga membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali melonjak hingga menyentuh level tertingginya dalam 15 tahun terakhir.

Per pukul 21:00 WIB, yield Treasury acuan (benchmark) tenor 10 tahun melonjak 14,1 basis poin (bp) menjadi 4,488%, menjadi level tertinggi sejak 2007.

“Tentu saja, Powell menyoroti beberapa hambatan dan kemampuan untuk bergerak hati-hati, Tetapi, pasar berjalan dengan perekonomian yang tampaknya memiliki momentum signifikan dan pertumbuhan yang lebih kuat sehingga memerlukan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama,” ujar Jamie Dutta, analis pasar di Vantage, dilansir dari CNBC International.

Di lain sisi, data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 16 September menunjukkan masih kuatnya pasar tenaga kerja yang dapat mendorong The Fed untuk tetap pada mode hawkish.

Klaim pengangguran mingguan turun 20.000 menjadi 201.000 untuk pekan yang berakhir 16 September, jauh lebih rendah dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 225.000. Ini menjadi volume klaim pengangguran baru terendah sejak Januari lalu.

Sementara itu, saham teknologi melanjutkan koreksinya seiring kekecewaan pasar akan sikap The Fed. Investor pun mempertimbangkan kembali pembelian saham-saham yang berorientasi pada pertumbuhan jika suku bunga tetap tinggi.

Saham raksasa teknologi di AS seperti Tesla, Alphabet (Google), Meta Platforms, dan Nvidia terpantau berjatuhan dan membebani indeks Nasdaq pada hari ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Gegara The Fed & Krisis Bank, Wall Street Dibuka Lesu Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts