Pasar Wait and See Inflasi AS, Wall Street Dibuka Variatif


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa wall street dibuka bervariatif ditengah sikap wait and see pelaku pasar menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk periode November 2023. Data tersebut cukup penting diperhatikan karena akan menjadi acuan bagi kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve pada terakhir tahun ini.

Pada awal perdagangan, Senin (11/12/2023) indeks Dow Jones (DJI) dibuka menguat 0,15% ke posisi 36.302,51. Sementara S&P 500 terkoreksi 0,10% menuju 4599,43 diikuti indeks Nasdaq juga anjlok 0,44% menjadi 14.331,85.

Gerak pasar yang cenderung bervariatif disinyalir karena sikap pelaku pasar yang kembali dalam mode wait and see data inflasi AS yang akan rilis pada Selasa (12/12/2023) malam pukul 20.30 WIB.

Konsensus berekspektasi bahwa inflasi inti akan tetap di angka 4% yoy pada November. Sedangkan inflasi akan sedikit melandai ke angka 3,1% yoy, melandai dibandingkan periode Oktober di angka 3,2% yoy.


Data inflasi patut dicermati, pasalnya ini akan menjadi puncak penentuan the Fed dalam mengambil kebijakan suku bunga-nya setelah melihat adanya perubahan data pasar tenaga kerja yang masih panas pada November.

Sebagaimana diketahui, Laporan nonfarm payrolls periode November menunjukkan penurunan tak terduga dalam tingkat pengangguran, dengan imbal hasil Treasury 10-tahunbertahan sebesar 10 basis poin pada 4,23%. (Satu basis poin sama dengan 0,01%.)

Tingkat pengangguran turun menjadi 3,7% di bulan November dari 3,9% di bulan sebelumnya. Diharapkan tetap sama. Perekonomian menambah 199.000 lapangan kerja, sedikit lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 190.000 dan jauh melampaui penambahan 150.000 lapangan kerja di bulan Oktober.

Data tersebut pertama kali menimbulkan kekhawatiran bahwa perekonomian sedang berjalan terlalu panas sehingga inflasi tidak cukup dingin untuk membuat The Fed mulai menarik kembali kebijakan suku bunga tingginya.

Oleh karena itu, data inflasi kali ini sangat penting untuk melengkapi data pasar tenaga kerja tersebut. Inflasi diharapkan bisa tumbuh lebih landai dari sebelumnya, akan semakin meyakinkan the Fed menetapkan kebijakan moneter yang melunak.

Sebagian besar pelaku pasar pada pertemuan akhir tahun ini juga meyakini bahwa the Fed akan menahan suku bunga. Perhitungan CME FedWatch memproyeksikan the Fed akan mempertahankan suku bunga sudah kian meningkat, mencapai lebih dari 95%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Merana Lagi, Masih Gegara Utang AS Turun Kasta?

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts