Pasar Was-Was dengan Kinerja Perusahaan, Wall Street Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street langsung melemah pada sesi awal pembukaan perdagangan Selasa (24/1/2023).

Read More

Indeks Dow Jones melemah tipis 0,47% ke 33.470,33. Sementara indeks Nasdaq melandai 0,6% ke 11.295,75 dan indeks S&P 500 turun 0,52% ke 3.998,79.

Melemahnya bursa pada perdagangan hari ini berbanding terbalik dengan hari sebelumnya.  Pada penutupan perdagangan Senin kemarin (23/1/2023)  ketiga bursa utama AS  menunjukkan kinerja yang cemerlang.

Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,76% ke 33.629,56. Indeks Nasdaq melesat 2,01% ke 11.364,41 sementara indeks S&P 500 terapresiasi 1,19% ke 4.019,81.

Bursa menghijau karena pelaku pasar semakin optimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan mengendurkan kebijakan moneternya.

Faktor penggerak Wall Street pada hari ini adalah rilis laporan keuangan perusahaan. Di antara perusahaan raksasa yang mengumumkan laporan keuangan pada hari ini adalah General Electric dan Microsoft.

General Electric telah melaporkan jika pendapatan mereka naik 7,7% pada 2022 menjadi US$ 21, 8 miliar.

Berbeda dengan General Electric, pendapatan perusahaan teknologi termasuk Microsoft diperkirakan melemah karena perlambatan ekonomi global.

Pakar investasi CNBC, Jim Cramer, mengingatkan musim laporan keuangan atau earning menjadi periode yang volatile bagi pasar saham. Periode tersebut biasanya ditandai dengan pergerakan saham yang menguat dan melemah dengan tajam.

“Pendapatan perusahaan yang meningkat bisa membuat indeks S&P bergerak lebih besar daripada perkiraan. Namun, angka earning yang buruk akan menyeret indeks S&P dengan cepat,” tutur Cramer, dikutip dari CNBC International.

Analis memperkirakan pendapatan perusahaan di indeks S&P pada kuartal IV-2022 akan turun 3% dibandingkan periode sebelumnya.

Sebanyak 57 perusahaan di indeks S&P sudah merilis laporan keuangan kuartal IV-2022. Sebanyak 63% dari mereka menunjukkan pencapaian di atas ekspektasi.

“Kami tidak melihat adanya kemungkinan rally di pasar saham dalam jangka pendek, terutama karena pendapatan perusahaan yang tertekan,” tulis chief investment office dari UBS Global Wealth Management, Mark Haefele, dikutip dari CNN.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Wall Street Dibuka ‘Berguguran’! Kondisi Ekonomi Separah Itu?

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts