Pasar Yakin The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Naik Tipis


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah optimisme pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) di tahun 2024.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat di angka Rp15.625/US$ atau naik sebesar 0,03%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi kemarin (23/1/2024) sebesar 0,13%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.45 WIB turun 0,23% menjadi 103,09. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 103,33.



Bank sentral Jepang (BoJ) kembali memutuskan untuk menahan suku bunga jangka pendeknya di level -0,1% dan imbal hasil obligasi 10 tahun di sekitar 0%.

Bank sentral juga mempertahankan batas atas 1% untuk imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang.

Gubernur Kazuo Ueda baru-baru ini mengatakan ia melihat tidak ada kebutuhan mendesak untuk mengubah sikap dovish.

Sementara dari dalam negeri, mantan menteri keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, M. Chatib Basri melihat ada secercah harapan di tengah ketidakpastian global. Suku bunga The Fed, akan turun pada semester II-2024.

“The Fed mungkin akan menurunkan tingkat bunganya 2-3 kali dalam paruh kedua di 2024,” ujarnya dalam video yang diunggah di Instagram, @chatibbasri, Selasa (23/1/2024).

Dengan menurunnya suku bunga AS, maka diharapkan tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin sedikit.

Senada dengan Chatib Basri, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan situasi terakhir menunjukkan kenaikan suku bunga acuan atau fed fund rate diperkirakan berakhir.

“Siklus kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju termasuk Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan telah berakhir,” ungkap BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers BI Rate, minggu lalu (17/1/2024).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts