penyebabsakit.com

Pekan Lalu Melesat 7%, Batu Bara Bakal Tembus US$ 400/Ton?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara diperkirakan masih akan tinggi pada pekan ini. Meningkatnya permintaan untuk musim dingin menjadi faktor penopang utama pergerakan pasir hitam. Namun, harga pasir hitam diproyeksi sulit menembus level psikologis US$ 400 per ton.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (2/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup menguat 2,4% ke posisi US$ 385 per ton. Kenaikan tersebut semakin mendekatkan harga batu bara pada level psikologis US$ 400 per ton.

Harga batu bara melonjak nyaris 7% dalam sepekan. Kenaikan pekan lalu memperpanjang kinerja positif batu bara. Setelah terseok-seok pada periode akhir Oktober-awal November 2022, harga batu bara menguat selama tiga pekan terakhir.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam sebulan terakhir, harga batu bara melonjak 6,2% sementara dalam setahun masih melesat 149,8%.



Batu bara juga diperkirakan masih akan menguat pada pekan ini karena meningkatnya permintaan. Namun, melandainya harga gas diperkirakan akan membatasi penguatan.

Peningkatan permintaan setidaknya tercermin dari terus naiknya pengiriman batu bara dari Pelabuhan Newcastle, Australia.
Pekan lalu, pengiriman batu bara dari pelabuhan tersebut sudah naik 5% dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 2,53 juta ton. Pengiriman mengalami peningkatan dalam tiga pekan terakhir.

Direktur eksekutif Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) Hendra Sinadia secara historis permintaan batu bara akan sangat tinggi pada Desember karena adanya musim dingin.

Di sisi lain, produksi batu bara global tidak maksimal karena persoalan cuaca, seperti yang terjadi di Indonesia dan Australia.

Harapannya sih di Desember ini permintaan batubara dari Tiongkok dan beberapa negara di musim dingin akan meningkat, sementara dari sisi supply agak terkendala oleh curah hujan. Jika permintaan meningkat sementara pasokan terhambat hal ini bisa berdampak terhadap penguatan harga,” tutur Hendra, kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, China adalah importir terbesar batu bara di dunia sehingga pelonggaran mobilitas di negara tersebut akan sangat mempengaruhi harga batu bara.

Sejumlah kota dilaporkan sudah melonggarkan kebijakannya, termasuk Beijing. Pelonggaran dilakukan setelah aksi protes yang dilancarkan masyarakat pekan lalu.

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan dalam beberapa tahun ke depan harga batu bara masih akan di posisi tinggi. Pasalnya, permintaan energi terus meningkat, dan tidak ada peningkatan kapasitas produksi batu bara di dunia.

“Permintaan energi terus meningkat di dunia, permintaan feed stock terus meningkat dan alternatif feed stock selain batu bara adalah gas yang harganya sangat tinggi, lainnya adalah kapasitasnya sangat kecil dan tidak mampu menggantikan batu bara dalam waktu dekat dan jangka menengah,” ujar Dileep dalam Public Expose, Selasa (29/11/2022).

Dia memproyeksikan harga pasir hitam ini akan bertahan di kisaran US$ 300-350 per ton tahun depan.

Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi juga memproyeksi harga batu bara akan bergerak di kisaran US$ 330-350.  Menurut Zuhdi, faktor penopang pergerakan batu bara adalah meningkatnya permintaan selama musim dingin di Eropa serta sinyal pelonggaran mobilitas yang lebih jauh dan luas di China.

Namun, melandainya harga gas bisa menekan harga batu bara. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melandai 2,7% menjadi 135,56 euro per megawatt-jam (MWh) pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu. Harga gas melandai karena kekhawatiran menipisnya pasokan gas mulai mengikis.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Nggak Jadi Rekor, Harga Batu Bara Malah Tekor

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version