Pemilik Saham BRI (BBRI) Bisa Tenang, Ini Analisa J.P. Morgan


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – J.P. Morgan meningkatkan peringkat saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dari neutral menjadi overweight (OW). Overweight berarti, analis percaya harga saham perusahaan akan berkinerja lebih baik pada masa depan.

Menurut riset Asia Pacific Equity Research J.P. Morgan, BRI adalah juara pinjaman mikro di Indonesia. Bank ini memiliki pinjaman mikro sekitar 50% dari keseluruhan pinjamannya, dan merupakan salah satu bisnis pinjaman mikro yang paling efisien sepanjang siklus ini, dan juga di kawasan ini.

Penulis riset tersebut, Harsh Wardhan Modi, mengatakan bank pelat merah itu untuk sementara sedang menjalani tahap di mana kualitas aset mikro memburuk, sebagai imbas dari ekonomi makro, yakni inflasi yang tinggi dan belanja fiskal yang lemah. Permasalahan makro mungkin memerlukan waktu untuk diselesaikan sepenuhnya, namun perbaikan proses telah dimulai.

“Oleh karena itu, kami memperkirakan pelemahan kualitas aset akan membaik dalam beberapa kuartal ke depan,” kata Modi, dikutip Selasa (7/5/2024).

Ia menyebut BRI akan menikmati manfaat penurunan suku bunga karena tingginya proporsi pinjaman dengan suku bunga tetap. J.P. Morgan memperkirakan sensitivitas ini akan menjadi katalis pada akhir tahun.

“Kami yakin bahwa perusahaan sudah mendekati akhir dari konsensus revisi pendapatan negatif, dan oleh karena itu harga sahamnya sudah mendekati titik terendah. Valuasi sebesar 11,9x/10,1x 2024E/25E P/E, dan 2,26/2,11x 2024E/25E P/BV berada di batas bawah rentang historis, sehingga menciptakan titik masuk yang menarik, menurut pandangan kami,” jelasnya.

BRI bergerak cukup cepat dalam meningkatkan rentang kendali loan officers atau petugas pinjaman (519 peminjam per petugas pada Desember 2023 dibanding 375 peminjam per petugas pada Desember 2019). Ini seiring dengan peningkatan perangkat perbankan digital untuk nasabah, agen, dan karyawan bank.

Prosesnya mungkin tidak semulus yang seharusnya, sehingga menyebabkan penyimpangan penjaminan emisi. Kemungkinan besar, hal ini salah satunya terlihat pada peningkatan tajam pinjaman Kupedes kepada eks peminjam KUR.

Ia melanjutkan, BRI memiliki modal yang melebihi kebutuhan pertumbuhan. Oleh karena itu, seiring dengan semakin matangnya sistem ini, terdapat pilihan sulit antara mempertahankan modal atau membiarkan terkikis.

“Opsi pertama akan menurunkan return on equity (ROE), sedangkan opsi kedua akan membatasi book value. Kami percaya pilihan kedua adalah pilihan yang lebih baik, bahkan jika hal itu menyebabkan kemandekan jangka pendek berkali-kali lipat,” tulis riset tersebut.

Adapun sepanjang 2024, hingga menjelang akhir perdagangan hari ini, Selasa (7/5/2024) saham BBRI turun 15,59% ke level Rp 4.790. Posisi ini merupakan yang paling rendah dalam setahun terakhir. 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jadi Business Solution Platform, Qlola by BRI kini Go Global

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts