Penuhi DMO, Arutmin Bidik Produksi 24 Juta Ton Batu Bara

Kalimantan Selatan, CNBC Indonesia – Anak usaha PT Arutmin Indonesia sebagai anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membeberkan pada tahun ini perusahaan membidik produksi batu bara untuk tahun 2023 sebesar 24 juta ton.

Read More

Kepala Teknik Tambang dan Mine Manager Arutmin, Cipto Prayitno mengungkapkan perusahaan menargetkan untuk tahun ini produksi batu bara mencapai 24 juta ton. Dia mengatakan produksi tersebut berasal dari lima lokasi pertambangan yang dimiliki Arutmin yakni pertambangan Asam-asam, Kintap, Satui, Batulicin, dan Senakin.

“Paling banyak ada di Kintap dia hampir 8 jutaan (ton batu bara) per tahun. Kalau di Asam-asam sekitar 5-6 juta (ton), di Satui itu sekitar 6 juta (ton) juga, kalau di sini (Batulicin) kan 7,5 juta (ton), Senakin 1,5 jutaan (ton) lah,” ujar Cipto saat ditemui di Kantor Autmin Tambang Batulicin, Kalimantan Selatan, dikutip Kamis (26/10/2023).

Adapun, untuk tahun 2024 mendatang, Cipto klaim target produksi batu bara tidak akan jauh berbeda dengan target tahun ini. “Tahun depan juga sekitar 24 juta juga,” bebernya.

Cipto mengatakan produksi batu bara tahun ini dilokasikan untuk kebutuhan domestik sebanyak minimal sebesar 25% dari total produksi perusahaan. Dia menyebutkan untuk tahun ini perusahaan mengalokasikan produksi hingga 8 juta ton untuk Domestic Market Obligation (DMO).

“Kami sudah ada kontrak jangka panjang dengan PLN itu sudah bisa dipenuhi DMO-nya nah untuk PLN sekitar 7-8 juta per tahun jadi kan sudah lebih dari 25%, ya nah itu nggak ada masalah,” ujarnya.

Adapun, dia menyebutkan pihaknya juga memasok batu bara untuk kebutuhan industri dalam negeri seperti semen, fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral (smelter). Sedangkan sisanya, Cipto mengatakan pihaknya juga mengekspor batu bara ke China, India, dan Jepang.

“Kemudian kalau ekspor ke China gitu ya. Tapi kalau yang high calori itu ke Jepang biasanya. Kalau yang low calori biasanya ke China, ke India ya,” tambahnya.

Selain itu, Cipto mengungkapkan batu bara dengan kalori rendah bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan, untuk batu bara kalori tinggi bisa dimannfaatkan untuk kebutuhan industri seperti baja.

“Kalau yang low calori biasanya PLTU, kalau high calori itu ada industri di Jepang itu ada juga yang power plant juga, ada yang mungkin kayak yang untuk boiler mereka, atau untuk steel mereka,” tandasnya.

Untuk diketahui, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria mengatakan target produksi batu bara secara nasional di tahun 2023 sebesar 694,5 juta ton. Target ini lebih tinggi dibandingkan pada target produksi di tahun 2022 lalu yang sebesar 663 juta ton.

“Target produksi 2023: 694,5 juta ton,” ujar Lana saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/1/2023).

Dari target tersebut, Lana mengatakan sebanyak 176,8 juta ton ditargetkan untuk konsumsi dalam negeri. Sedangkan, sisanya sebanyak 517,7 juta ton ditargetkan akan diekspor.

“176,8 juta ton,” jawab Lana saat ditanya mengenai berapa target Domestic Market Obligation (DMO) atau konsumsi dalam negeri batu bara di tahun 2023.

Namun begitu, Lana menyebutkan target konsumsi dalam negeri terhitung lebih tinggi dari tahun 2022 lalu sebanyak 7%. Dia bilang, hal tersebut menyebabkan target ekspor batu bara yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

“Target ekspor yang lebih rendah dikarenakan, kebutuhan batubara dalam negeri meningkat 7%,” tandasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Top! Peringkat ESG BUMI Melonjak 17% Secara Keseluruhan

(Firda Dwi Muliawati/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts