Perang Bank Berebut Nasabah Korporat di Ruang Digital

Jakarta, CNBC Indonesia – Perbankan semakin gencar menggarap nasabah korporasi melalui kanal digital. Seiring dengan perkembangan teknologi, bank pun berusaha menyediakan fasilitas yang terdigitalisasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah beserta value chain secara end-to-end untuk ekosistem nasabah.

Read More

Seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melalui Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri. Platform yang diluncurkan sejak tahun 2021 merupakan layanan single sign on untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam mengakses kebutuhan transaksi perbankan mulai dari Cash Management, Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange, Custody hingga berbagai layanan lainnya melalui satu portal.

Tidak hanya itu, pada tahun 2022 lalu, Bank Mandiri merilis Kopra Mobile Application untuk lebih memudahkan nasabah dalam mengakses Kopra kapan pun dan di mana pun.

Di samping itu, bank yang menginjak usia ke-25 tahun itu telah merilis Kopra Beyond Borders yang hadir untuk nasabah korporasi di Indonesia dan luar negeri.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria dalam keterangan rilisnya menjabarkan bahwa sampai Agustus 2023, Kopra by Mandiri telah berhasil mengelola 677 juta transaksi senilai Rp 12,446 triliun.

Lebih dari itu, dalam kurun waktu satu tahun terakhir pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri juga meningkat 133% yoy menjadi 146 ribu lebih pengguna.

Selain bank pelat merah itu, bank-bank lain pun juga memiliki “senjata” untuk menggarap nasabah korporasi. Seperti bank pelat merah lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang pada akhir tahun lalu memperkenalkan platform solusi terintegrasi produk wholesale banking, yakni QLola by BRI.

Platform ini merupakan salah satu komitmen BRI untuk berkontribusi terhadap pembangunan dan perekonomian nasional.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, QLola by BRI menjadi salah satu langkah untuk mendorong digitalisasi sebagai solusi memenuhi beragam kebutuhan nasabah, khususnya nasabah wholesale. Adapun fitur yang ditawarkan, yaitu cash management, trade finance, bank guarantee, supply chain management, foreign exchange, dan financial dashboard.

QLola by BRI juga dilengkapi layanan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), custody, remittance tracking, kalkulator hedging dan rate terkait forex, serta monitoring keabsahan Bank Garansi (BG).

Bank asing pun tidak mau kalah. PT Bank UOB Indonesia bulan lalu telah meluncurkan UOB Infinity, yakni platform perbankan digital untuk manajemen rantai pasok keuangan atau financial supply chain management (FSCM). Platform ini memudahkan nasabah mendigitalkan ekosistem pembiayaan rantai pasokannya.

Melalui FSCM, klien korporasi dapat memperoleh manajemen rantai pasok keuangan baru serta mendapatkan serangkaian solusi yang komprehensif, mulai dari pengadaan hingga pembayaran, pemesanan, hingga produksi, penjualan dan collection dalam satu platform tunggal.

Fitur FSCM di UOB Infinity akan membantu meningkatkan efisiensi bisnis dengan memungkinkan transmisi dan verifikasi dokumen perdagangan yang aman secara digital. Selain itu, nasabah juga dapat melakukan permintaan pembiayaan dalam satu platform tunggal.

Fitur FSCM di UOB Infinity akan membantu meningkatkan efisiensi bisnis dengan memungkinkan transmisi dan verifikasi dokumen perdagangan yang aman secara digital. Selain itu, nasabah juga dapat melakukan permintaan pembiayaan dalam satu platform tunggal.

Fitur ini juga akan memungkinkan klien korporasi untuk nasabah juga dapat memiliki akses cepat terhadap pembiayaan di berbagai tahapan rantai pasok mulai dari pembiayaan pemasok sebelum pengapalan hingga pasca pengiriman, pembiayaan distributor, dan pelunasan piutang. Hal yang terpenting, nasabah akan mendapatkan visibilitas penuh dan kendali atas transaksi tunai, perdagangan dan FSCM melalui satu platform dengan satu login.

Adapun Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki kapabilitas FSCM pada UOB Infinity setelah Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Selanjutnya, kapabilitas regional ini akan diluncurkan ke pasar regional lainnya di Asean dan Tiongkok Raya.

Selain bank asal Singapura itu, ada juga bank asal Inggris PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) yang memiliki platform Digital Accounts Receivables Tool (DART) yang terintegrasi dengan payment aggregator.

Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, François de Maricourt mengungkapkan fungsi dari platform ini adalah membantu nasabah korporasi mengalihkan proses rekonsiliasi invoice secara manual menjadi elektronik yang terintegrasi langsung melalui portal pembayaran.

Adapun portal pembayaran tersebut bisa mendukung berbagai macam metode pembayaran dan kanal pembayaran secara daring.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jokowi Ubah Struktur Kepemilikan di BMRI dan BBRI

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts