Perbankan dan Pinjol, Harus Bersaing atau Kolaborasi?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Seiring dengan berkembang pesatnya financial technology (fintech), semakin banyak pula warga yang gemar meminjam lewat peer to peer (p2p) lending atau pinjol. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pertumbuhan p2p lending semakin kencang, yakni 18,05% yoy per November 2023 menjadi Rp59,38 triliun.

Hal ini mengindikasikan bahwa pinjol dapat menjadi pesaing perbankan dalam bisnis pembiayaan dengan model bisnis baru. Adapun OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar tumbuh single digit sebesar 9,74% sebanyak Rp6.966 triliun per November 2023.

Bankir pun membenarkan kehadiran fintech p2p lending memang menimbulkan kompetisi dalam penyaluran pembiayaan. Tetapi, menurut Transaction Banking Digital & Customer Experience Head Bank Danamon Indonesia Indradi Padmawidjaja, hubungan bank dan fintech sebenarnya ‘ever evolving’.

“Jadi bisa di satu titik kita berkompetisi karena kita mempunyai pasar-pasar yang sama. Tapi di sisi lain, kita juga bisa kolaborasi. Karena kalau dilihat, kebutuhan masyarakat itu variatif dan banyak banget variasinya. Akhirnya kita bisa melakukan satu solusi di mana dua-duanya itu bermanfaat buat masyarakat,” ujar Indradi dalam acara Media Gathering AFTECH di Kota Kasablanka, Rabu (24/1/2024).

Indradi memandang kolaborasi antara perbankan di fintech menjadi cara agar dapat menjangkau masyarakat yang belumbankable.

Rudy Automo, VP of Transaction Banking Bank BRI yang turut hadir, menjelaskan bahwa layanan fintech dan perbankan memang banyak yang berisisan. Perbankan, kata dia, menjadi tulang punggung sementara fintech memacu ekosistemnya.

Sebab, fintech memiliki keunggulan dalam agility atau kelincahan, serta inovasinya yang sangat cepat.

“Nah, kita dari bank itu kita bisa kerja sama dengan fintech untuk menawarkan layanan baru kepad nasabah kita. Which is I think it’s a good collaboration. Jadi kalau ditanya apakah saingan atau kolaborasi, menurut saya dua-duanya, tapi selalu banyak ruang buat kita maju bersama lagi,” kata Rudy.

Baik BRI dan Bank Danamon pun sudah melakukan kolaborasi dengan fintech, yakni OY! Indonesia. OY! Indonesia merupakan fintech solusi pembayaran bisnis dengan platform pembayaran tunai dan non-tunai yang terintegrasi.Jakarta, CNBC Indonesia – Seiring dengan berkembang pesatnya financial technology (fintech), semakin banyak pula warga yang gemar meminjam lewat peer to peer (p2p) lending atau pinjol. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pertumbuhan p2p lending semakin kencang, yakni 18,05% yoy per November 2023 menjadi Rp59,38 triliun.

Hal ini mengindikasikan bahwa pinjol dapat menjadi pesaing perbankan dalam bisnis pembiayaan dengan model bisnis baru. Adapun OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar tumbuh single digit sebesar 9,74% sebanyak Rp6.966 triliun per November 2023.

Bankir pun membenarkan kehadiran fintech p2p lending memang menimbulkan kompetisi dalam penyaluran pembiayaan. Tetapi, menurut Transaction Banking Digital & Customer Experience Head Bank Danamon Indonesia Indradi Padmawidjaja, hubungan bank dan fintech sebenarnya ‘ever evolving’.

“Jadi bisa di satu titik kita berkompetisi karena kita mempunyai pasar-pasar yang sama. Tapi di sisi lain, kita juga bisa kolaborasi. Karena kalau dilihat, kebutuhan masyarakat itu variatif dan banyak banget variasinya. Akhirnya kita bisa melakukan satu solusi di mana dua-duanya itu bermanfaat buat masyarakat,” ujar Indradi dalam acara Media Gathering AFTECH di Kota Kasablanka, Rabu (24/1/2024).

Indradi memandang kolaborasi antara perbankan di fintech menjadi cara agar dapat menjangkau masyarakat yang belumbankable.

Rudy Automo, VP of Transaction Banking Bank BRI yang turut hadir, menjelaskan bahwa layanan fintech dan perbankan memang banyak yang berisisan. Perbankan, kata dia, menjadi tulang punggung sementara fintech memacu ekosistemnya.

Sebab, fintech memiliki keunggulan dalam agility atau kelincahan, serta inovasinya yang sangat cepat.

“Nah, kita dari bank itu kita bisa kerja sama dengan fintech untuk menawarkan layanan baru kepad nasabah kita. Which is I think it’s a good collaboration. Jadi kalau ditanya apakah saingan atau kolaborasi, menurut saya dua-duanya, tapi selalu banyak ruang buat kita maju bersama lagi,” kata Rudy.

Baik BRI dan Bank Danamon pun sudah melakukan kolaborasi dengan fintech, yakni OY! Indonesia. OY! Indonesia merupakan fintech solusi pembayaran bisnis dengan platform pembayaran tunai dan non-tunai yang terintegrasi.

Indradi mengatakan, sejak kehadiran fintech, nasabah tidak perlu repot menunggu proses yang lama untuk menyetor uang. Sekarang, tunai dapat disetor menjadi digital.

“Itu benefit ke masyakat, masyarakat tidak perlu nunggu lagi kapan duitnya masuk,” ujarnya.

Rudy menambahkan, di sisi lain, perbankan juga menopang pertumbuhan fintech. Seperti di BRI yang jaringan sangat luas, yakni sebanyak 82% dari seluruh desa di Indonesia. Dengan begitu, BRI bisa membukakan jaringan untuk perusahaan fintech yang berkolaborasi dengan bank pelat merah itu.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Joki Pinjol Bikin Ngeri, Bos OJK Buka Suara

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts