Pertumbuhan Ekonomi Boleh Rendah, Tapi IHSG Tetap Senyum

Jakarta, CNBC Indonesia – Perdagangan awal hari ini, Selasa (06/02/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat. Pada pukul 09.01 IHSG menguat 0,40% menjadi 6.901,53.

Read More

Selang tiga menit berikutnya indeks masih bergerak di zona positif terapresiasi 0,39%.

Perdagangan menunjukkan terdapat 195 saham naik, 139 saham turun sementara 202 lainnya mendatar.

Per pukul 09.03 sekitar 1,1 miliar saham terlibat dengan nilai perdagangan mencapai Rp 400 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 mencapai 5,01% (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah sejak kuartal III-2021

Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022 tumbuh 4,48% (yoy), jauh lebih kecil dibandingkan kuartal II-2022 (5,515) dan kuartal III-2022 (5,39%).

Satu faktor penopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun ini adalah melandainya kasus Covid-19. Bila pertumbuhan ekonomi 2020, 2021, dan 2022 masih ada pembatasan aktivitas akibat Covid, maka kekhawatiran serupa diperkirakan tidak terjadi pada tahun ini.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi tentu saja diharapkan bagi emiten consumer goods, seperti PT Unilever Indonesia, PT Mayora Indah, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, hingga PT Wing Surya.

Permintaan kendaraan serta hunian juga diharapkan naik sejalan dengan meningkatnya daya beli dan konsumsi. Kondisi ini akan menguntungkan banyak emiten mulai dari PT Astra International, PT Adira Dinamika Multi Finance, PT Alam Sutera Realty hingga PT Bukit Sentul.

Sementara itu, hari ini akan dirilis data cadangan devisa. Seperti diketahui pemerintah sedang gencar berupaya menarik devisa hasil ekspor (DHE) yang banyak parkir di luar negeri. Jika sukses, maka cadangan devisa akan meningkat, dan berdampak positif ke rupiah.

Stabilitas rupiah akan menjadi sangat penting untuk mengarungi 2023. Bagi investor asing stabilitas rupiah akan memberikan kenyamanan berinvestasi, sebab meminimalisir kerugian kurs. Hal ini bisa memberikan dampak positif ke IHSG dan SBN.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Belum Suram, APEI Sebut Pasar Modal Masih Bisa Tumbuh

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts