Raksasa Fashion Online China Shein Diam-Diam Mau IPO di AS


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Shein, perusahaan fesyen online yang didirikan di Tiongkok dan berhasil menarik perhatian ratusan juta pembeli di seluruh dunia, diam-diam telah mengajukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat (AS). IPO ini akan menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Shein menunjuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase, dan Morgan Stanley sebagai penjamin emisi utama pada aksi korporasi ini. Menurut sumber WSJ, perusahaan kemungkinan akan melantai di bursa pada 2024.

Shein, yang sekarang berbasis di Singapura, memiliki valuasi sekitar US$66 miliar dalam putaran penggalangan dana pada Mei dan kemungkinan akan menargetkan penilaian yang lebih tinggi lagi dalam penawaran umum perdana.

Aturan SEC mengizinkan perusahaan untuk merahasiakan dokumen listing mereka selama jangka waktu menjelang IPO. Beberapa minggu sebelum penawarannya, Shein akan membuka ke publik dokumen-dokumen yang mencakup rincian keuangannya.

Raksasa ritel tersebut telah menjual produknya kepada pembeli daring di lebih dari 150 negara, namun tidak kepada pembeli di Tiongkok. AS merupakan pasar terbesar Shein.

Setelah mendominasi ritel pakaian online, Shein telah berpindah ke arena lain termasuk menjadi pasar bagi penjual pihak ketiga. Hal ini menempatkannya dalam persaingan dengan perusahaan besar seperti Amazon dan Temu yang merupakan cabang internasional dari perusahaan e-commerce Tiongkok, PDD Holdings.

Dalam beberapa bulan terakhir, Shein mengakuisisi saham di toko baju ritel Forever 21 dan membeli merek fesyen wanita asal Inggris, Missguided.

Adapun Shein telah membuat terobosan di industri pakaian dengan rok seharga US$ 5 dan jeans seharga Us$ 9 yang sedang tren dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan berusia 11 tahun ini kini menjadi salah satu merek fesyen terbesar di dunia.

Sebelumnya, WSJ melaporkan Shein telah mencatatkan pendapatan US$ 23 miliar dan laba bersih US$ 800 juta pada 2022.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jelang Rilis Inflasi & iPhone Baru, Wall Street Dibuka Hijau!

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts