Ramalan Standard Chartered Ngeri, Investor Wajib Lakukan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office (CIO) menyebut, perekonomian dunia akan lebih menantang tahun ini akibat pertumbuhan perekonomian global yang melambat karena resesi ekonomi Amerika Serikat diperkirakan akan turut menahan laju inflasi.

Read More

Group Chief Investment Officer Steve Brice mengatakan, tahun 2022 merupakan tahun penarikan dana secara besar-besaran. Seperti diketahui, penarikan dana investor tecermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus anjlok belakangan ini.

“Hal ini membawa dampak kepada banyak investor dan membuat mereka sulit untuk mendapatkan perlindungan di pasar keuangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/1).

Di tengah tantangan ekonomi global, namun tingkat inflasi kemungkinan akan tetap berada di atas tingkat yang aman bagi para bank sentral di seluruh dunia. Apalagi pertumbuhan di China yang akan kembali pulih lantaran penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat secara bertahap dan fokus kebijakan pada stabilisasi pertumbuhan di negara tersebut.

Dengan demikian, pihaknya merekomendasikan kepada para investor untuk membangun fondasi yang aman. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh investor ditengah ketidakpastian pasar keuangan.

1. Amankan imbal hasil

Tingkat imbal hasil saat ini menjadi salah satu peluang besar di tahun 2023. Fokus harus ditujukan pada obligasi overweight seperti obligasi pemerintah dan/atau korporasi yang berkualitas dibandingkan dengan ekuitas dan uang tunai.

2. Mengalokasikan investasi kepada nilai jangka panjang

Fokus kepada tingkat imbal hasil harus diimbangi dengan eksposur ke nilai jangka panjang, yang terlihat di pasar ekuitas dan obligasi Asia (di luar Jepang). Di Kawasan Asia di luar Jepang, investasi bisa ditujukan pada ekuitas China yang overweight mengingat valuasinya yang murah serta katalis positif. Kelas aset menarik lainnya adalah obligasi Asia USD.

3. Antisipasi kejutan lebih lanjut

Adanya kemungkinan resesi di Amerika Serikat berarti investor harus siap menghadapi kejutan yang tidak menguntungkan, dan obligasi pemerintah berkualitas tinggi dapat menjadi salah satu mitigasi tersebut. Uang tunai dan emas juga merupakan penjaga portofolio utama.

4. Keluar dari pendekatan tradisional

Dengan asumsi bahwa kenaikan yang tidak normal dalam korelasi antara obligasi dan saham tidak akan bertahan hingga akhir tahun 2023, maka permintaan untuk aset yang relatif tidak berkorelasi kemungkinan besar akan terus berlanjut. Strategi alternatif, seperti strategi alternatif likuid dan kelas aset privat, dapat membantu.

Ia mengungkapkan, pasar valuta asing bisa menjadi sumber peluang lain, dimana Dolar AS berkemungkinan turun selama 6-12 bulan ke depan karena The Fed menawarkan katalis dalam bentuk jeda dalam siklus kenaikan suku bunga bank sentral.

Pemilihan sektor yang tepat merupakan sumber pengembalian lainnya. Di China, sektor layanan komunikasi dan pilihan konsumen diharapkan mendapat manfaat dari kebijakan pengurangan pembatasan kegiatan masyarakat. Sementara di India, sektor keuangan, industri, dan kebutuhan pokok konsumen akan mendapat manfaat dari permintaan domestik. Sedangkan di Amerika Serikat sektor kesehatan, kebutuhan pokok, dan energi lebih banyak diminati sedangkan di Eropa, sektor keuangan dan energi merupakan pilihan utama.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Mau Cuan? Pilih Saham ‘Anti Badai’ Ini

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts