Rilis Laporan Keuangan Berlanjut, Wall Street Dibuka Beragam

Jakarta, CNBC Indonesia – Tiga indeks utama Wall Street membuka perdagangan beragam, namun mayoritas di zona koreksi pada perdagangan Kamis (20/7/2023) waktu New York di tengah penantian investor terhadap beberapa laporan keuangan perusahaan.

Read More

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka menguat 0,19% ke posisi 35.127,51. Sementara S&P 500 turun 0.2%ke 4.556,53, dan Nasdaq Composite juga mengalami koreksi 0,62% ke posisi 14.268,59.

Imbal hasil Treasury AS terpantau naik pada Kamis (20/7/2023) karena investor mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi pada ekonomi dan melihat data yang dapat menginformasikan keputusan yang dibuat oleh The Fed pada pertemuan kebijakan yang akan datang.

Beragamnya indeks Wall Street hari ini dipicu oleh beberapa rilis laporan keuangan. Saham Netflix dilaporkan membukukan pendapatan US$8,19 miliar, jauh dari US$8,3 miliar yang diantisipasi oleh para analis. Selain itu menurut Refinitiv, Elon Musk dan eksekutif lainnya mengatakan pada panggilan pendapatan bahwa produksi kendaraan akan melambat selama kuartal ketiga karena penutupan untuk perbaikan pabrik.

Selain Netflix, Tesla juga melaporkan pendapatan untuk kuartal kedua yang melampaui ekspektasi Wall Street di garis atas dan bawah, dan mencatat pendapatan kuartalan. Margin operasi, bagaimanapun, jatuh ke level terendah setidaknya dalam lima kuartal terakhir sebagai akibat dari pemotongan harga baru-baru ini.

Di saat yang sama, IBM yang merupakan saham teknologi melaporkan kehilangan pendapatan untuk kuartal kedua, sebagian disebabkan oleh kemerosotan di divisi infrastruktur. Namun, IBM melaporkan pendapatan yang melampaui perkiraan analis karena perusahaan memperluas margin kotornya.

Johnson & Johnson, raksasa farmasi membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan menaikkan panduan setahun penuh setelah melihat lonjakan penjualan di divisi medtech, yang menyediakan perangkat untuk operasi, ortopedi, dan penglihatan.

J&J membukukan laba yang disesuaikan sebesar US$2,80 per saham dengan pendapatan US$25,53 miliar, mengalahkan perkiraan Refinitiv sebesar US$2,62 per saham dengan pendapatan US$24,62 miliar.

Keuntungan ini datang karena perusahaan membukukan hasil kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan. Tiga perempat dari perusahaan S&P 500 yang telah diumumkan telah melampaui perkiraan, menurut data FactSet. Kekuatan pendapatan perusahaan telah menciptakan optimisme untuk soft landing bagi perekonomian.

“Investor mengatakan dengan lantang dan jelas bahwa mereka memperkirakan reli pasar saham saat ini akan berlanjut,” kata Tom De Luca, peneliti senior di Vanguard dikutip dari CNBC International.

“Saat ini, optimisme jangka pendek lebih tinggi dari yang kita lihat sejak Desember 2021, tepat sebelum dimulainya bear market 2022.” tambahnya

Hari ini, Wall Street juga akan mengawasi angka klaim pengangguran mingguan dan data penjualan rumah yang ada.

Sebagaimana diketahui, bahwa pekan ini investor sedang memasang mode wait and see menjelang pertemuan kebijakan bulan Juli. Menurut alat FedWatch CME Group, investor mengantisipasi peluang hampir 97% bank sentral paling ‘powrfull’ itu bakal menaikkan suku bunga akhir bulan ini, setelah menghentikan kenaikan pada bulan Juni.

Sebagaimana diketahui, inflasi AS melandai ke 3% (year on year/yoy) pada Juni 2023, dari 4% (yoy) pada Mei. Laju inflasi AS jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi Juni sebesar 3,1%. Laju inflasi Juni juga menjadi yang terendah sejak Maret 2021.

Secara bulanan (month to month/mtm), inflasi AS melandai mencapai 0,2%dari 0,1% pada bulan Mei. Inflasi tersebut juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%. Dengan inflasi yang melandai, pelaku pasar kini berekspektasi jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Baru Hijau Sehari, Wall Street Jeblok Lagi

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts