Rupiah Bakal Menguat 3% Terhadap Dolar, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Di kala kondisi global yang tidak menentu, ekonomi Indonesia diprediksikan tidak akan jatuh ke jurang resesi.

Read More

Head of Indonesia Research & Strategy J.P. Morgan Indonesia Henry Wibowo menyampaikan potensi resesi di Indonesia sangat kecil.

Henry mengatakan bahwa ekonomi Indonesia berpotensi mengalami perlamvatan pertumbuhan tetapi akan lebih baik dibanding negara-negara lain. Hal ini lantaran produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun 2022 mencapai USD $1,2 triliun atau Rp18,302 triliun.

Di antaranya, sebesar 55% dari PDB Indonesia berasal dari domestic household consumption atau konsumsi domestik. Hal ini lah yang mendatangkan investor asing datang ke Indonesia.

“Kita memiliki 280 juta penduduk, jadi market-nya sangat resilient. Bahkan, kalau di mana seandainya ada economic slow down globally, investor itu nyari market yang domestiknya itu sangat kuat. Di mana salah satunya adalah Indonesia,” ujar Henry kepada wartawan, Rabu (1/3/2023) di Jakarta.

Bahkan, hal ini juga mendukung oleh kinerja pasar saham Indonesia yang merupakan salah satu yang terbaik di Asia Pasifik pada tahun 2022. Lantas, J.P. Morgan mempertahankan peringkat “overweight”(OW) bagi pasar saham Indonesia.

Istilah overweight sendiri mengacu pada kondisi saham yang diprediksikan akan mengalami kenaikan melebihi sekumpulan saham lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Senior Country Officer J.P. Morgan Indonesia Gioshia Ralie menyebutkan bahwa pasar modal diharapkan aman bereaksi positif pada penguatan rupiah belakangan ini. Ia memprediksikan rupiah akan naik sekitar 3% tahun ini terhadap dolar AS.

Sebab, investor asing kembali ke pasar obligasi lokal dan akan memberikan iklim investasi yang suportif terhadap pasar saham dalam waktu dekat.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Market Focus: IHSG Ambles ke 6.800-an Hingga Rupiah Tertekan

(Zefanya Aprilia/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts