Rupiah Bergerak Sideways, Bagaimana Nasib Hari Ini?


Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah terpantau mulai melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca pejabat bank sentral AS (The Fed) menyatakan penurunan suku bunga masih belum jadi topik utama.

Read More

Melansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.505/US$ atau terdepresiasi 0,1% pada sepanjang perdagangan kemarin, Senin (18/12/2023). Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi dua hari beruntun sejak 14 Desember 2023.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada kemarin, pukul 15.02 WIB turun 0,14% menjadi 102,4. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (15/12/2023) yang berada di angka 102,55.

Pelemahan sejalan dengan the Fed yang mengatakan bahwa pihaknya jika ekonomi sudah berjalan normal dan The Fed tidak perlu lagi mengetatkan kebijakan suku bunga.

Dokumen “dot plot” The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga.

Sebanyak 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga.

Tidak ada anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang memperkirakan suku bunga akan naik tahun depan.

Kendati demikian, sikap waspada tetap perlu dijaga mengingat Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan penurunan suku bunga bukanlah menjadi topik utama bank sentral saat ini.

Dilansir dari CNBC International, Williams mengatakan masih terlalu dini untuk memikirkan pemangkasan suku bunga. Ia pun menegaskan bahwa The Fed akan tetap bergantung pada data dan jika tren penurunan inflasi berbalik, pihaknya siap untuk memperketat kebijakan lagi.

“Sepertinya kita sudah mendekati atau mendekati batasan tersebut dalam hal pembatasan yang cukup, namun keadaan bisa berubah,” kata Williams.

Hal ini dapat memberikan tekanan bagi rupiah karena ada tendensi untuk higher for longer di level saat ini yakni 5,25-5,5% dalam beberapa waktu ke depan.

Beralih ke domestik, di tengah ketidakpastian suku bunga AS, akan tetapi aliran dana asing masih mengalir deras ke Tanah Air.

Bank Indonesia pekan lalu merilis data transaksi 11 – 14 Desember 2023 yang menunjukkan bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,82 triliun terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Teknikal Rupiah

Secara teknikal pelemahan rupiah kemarin masih berada dalam tren sideways, terdekat rupiah masih bisa melemah menguji resistance terdekat di Rp15.520/US$, posisi ini didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau moving average 50 (MA50).

Kendati demikian, jika ada pembalikan arah menguat lagi, pelaku pasar bisa mencermati support terdekat di Rp15.440/US$. Posisi tersebut didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low candle 5 Desember 2023.




Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts