Rupiah Menguat ke Rp15.585/US$ Pasca Rilis Data Neraca Pembayaran RI


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) menunjukkan hasil Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang cukup tinggi sejak 2021.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,29% di angka Rp15.585/US$. Apresiasi rupiah ini senada dengan kenaikan yang terjadi kemarin sebesar 0,16% dan merupakan posisi terkuat sejak 15 Januari 2024.

Sementara DXY pada pukul 14:58 WIB melemah di angka 103,68 atau turun 0,31%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Rabu (21/2/2024) yang berada di angka 104.



BI hari ini telah merilis data transaksi berjalan dan NPI. Data transaksi berjalan tercatat defisit sedangkan NPI mengalami surplus dengan jumlah yang besar.

Transaksi berjalan Indonesia tercatat mengalami defisit sebesar US$1,3 miliar (0,4% dari PDB) pada kuartal IV-2023, sedikit meningkat dibandingkan dengan defisit US$1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. Kenaikan defisit ini dipicu oleh peningkatan impor.

“Di sisi lain, impor barang juga meningkat sejalan dengan naiknya kebutuhan masyarakat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.

Berbanding terbalik dengan data NPI yang tercatat mengalami surplus US$8,6 miliar pada kuartal IV-2023. Sedangkan sepanjang 2023, NPI mengalami surplus US$6,3 miliar.

“Kenaikan surplus ini terutama didukung kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial,” kata Erwin, Kamis (22/2/2024).

Jika dilihat lebih rinci, investasi asing dalam neraca finansial mengalami surplus yang cukup tinggi yakni US$8,7 miliar. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 2021 diikuti dengan bertumbuhnya investasi portofolio yang mengalami surplus US$2,3 miliar.

Lebih lanjut, berbagai instrumen yang pro-market yang mulai diterbitkan di paruh kedua 2023 yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) terus digencarkan.

Alhasil investor asing dapat semakin berminat berinvestasi di Indonesia apalagi dengan imbal hasil yang cukup tinggi dan berdampak positif bagi pasar keuangan termasuk nilai tukar rupiah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Breaking News! Rupiah Terbang 1% Lebih, Dolar ke Rp 15.560

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts