Rupiah PHP! Sempat Menguat Eh Loyo Lagi…

Jakarta, CNBC Indonesia – Kurs rupiah sempat menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya terkoreksi pada pertengahan perdagangan Selasa (20/12/2022). Seiring dengan mayoritas mata uang di Asia juga melemah. Apa penyebabnya?

Read More

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah sukses menguat 0,1% ke Rp 15.580/US$. Sayangnya, rupiah berbalik arah dan terkoreksi 0,1% ke Rp 15.610/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Padahal, indeks dolar AS sedang melemah di pasar spot, sebesar 0,38% ke posisi 104,32. Namun, tidak membuat Mata Uang Garuda berhasil mempertahankan penguatannya.

Investor dalam negeri masih menantikan rilis keputusan Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan akan merilis kebijakan moneter terbarunya pada Kamis 22 Desember 2022.

Konsensus analis Trading Economics memprediksikan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps dan mengirim tingkat suku bunga BI menjadi 5,5%.

Senada, jajak pendapat Reuters menilai bahwa mendinginnya angka inflasi dan mata uang rupiah yang lebih tangguh diperkirakan akan memberikan BI kenyamanan yang cukup untuk menaikkan seperempat poin pada pekan ini.

Sebanyak 90% analis memprediksikan bahwa BI hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps.

“(Kami) memang melihat sedikit kejutan pada penurunan inflasi, sehingga dapat memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk hanya melakukan 25 (bps) daripada 50,” kata Ekonom Senior Nicholas Mapa di ING yang juga mengharapkan kenaikan yang lebih kecil untuk memberikan dukungan lebih pada mata uang rupiah.

“Mengingat mandat mereka untuk memberikan stabilitas FX, mereka kemungkinan akan memperketat lebih lanjut, tetapi tidak seagresif sebelumnya karena Fed mengurangi kecepatan pengetatannya sendiri.” Tambahnya.

Sementara analis ANZ Krystal Tan memproyeksikan bahwa suku bunga acuan BI akan terhenti di 5,75%-6% pada kuartal pertama tahun depan.

Kenaikan yang lebih kecil pada suku bunga acuan BI tersebut diperkirakan terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memperkecil laju kenaikan suku bunga acuannya menjadi hanya 50 bps pada 14 Desember 2022. Ketika Fed memperkecil laju kenaikannya, tentunya tekanan terhadap emerging market akan berkurang.

Di Asia, ternyata rupiah tidak sendirian. Mayoritas mata uang juga melemah terhadap si greenback. Ringgit Malaysia melemah paling tajam sebesar 0,23% di hadapan dolar AS. Kemudian disusul oleh baht Thailand dan rupiah yang masing-masing sebesar 0,17% dan 0,1%.

Sedangkan, yen Jepang sukses melesat tajam sebesar 2,52% terhadap dolar AS. Dolar Singapura dan dolar Taiwan juga menguat yang masing-masing sebesar 0,02% dan 0,01%.



TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Isu Kenaikan BBM Pertalite Makin Kuat, Rupiah Tetap Perkasa!

(aaf/aaf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts