penyebabsakit.com

Rupiah Tak Terkesan Dengan Kenaikan Cadangan Devisa RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (6/1/2023). Cadangan devisa Indonesia yang naik mampu mendongkrak kinerja rupiah.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.630/US$, melemah 0,16% di pasar spot.

Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2022 mencapai US$ 137,2 miliar, naik US$ 3,2 miliar dari posisi November.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan demikian, cadangan devisa sudah naik 2 bulan beruntun setelah sebelumnya merosot pada periode Maret – Oktober 2022.

“Peningkatan posisi cadangan devisa pada Desember 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman pemerintah,” tulis Bank Indonesia (BI) dalam keterangan resminya, Jumat (6/1/2022).

Kenaikan cadangan devisa karena penarikan pinjaman tersebut menjadi penyebab rupiah tidak merespon dengan positif. Sebab, tanpa penarikan utang, tentunya ada risiko cadangan devisa kembali turun.

Hal ini menguatkan perkiraan jika pasokan dolar AS di dalam negeri tiris. Apalagi, permintaan di akhir tahun juga besar.

Edi Susanto, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, mengungkapkan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh permintaan valas dari dalam negeri di awal tahun.

“Secara sentimen global sebetulnya tekanannya tidak terlalu besar beberapa hari ini, namun kebetulan di awal tahun ini di pasar valas domestik, ada permintaan valas yang meningkat dari BUMN tertentu, setelah sebelumnya pada akhir tahun kemarin ada pencairan dana kompensasi energi dari Pemerintah yang cukup besar,” kata Edi kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (6/1/2023).

Dia menegaskan hal tersebut menyebabkan rupiah agak melemah, dimana berbeda dibanding dengan pergerakan nilai tukar mata uang negara peers di Asia yang kemarin, Kamis (5/1/2023), umumnya mengalami penguatan.

Isu kelangkaan dolar AS terus berhembus dalam beberapa bulan terakhir. Sebabnya, cadangan devisa yang terus menurun saat neraca perdagangan justru mencatat surplus dalam 31 bulan beruntun.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari – November 2022 surplus neraca perdagangan tercatat lebih dari US$ 50 miliar.

Terlihat, ketika neraca perdagangan surplus, tetapi cadangan devisa malah menurun. Para eksportir menempatkan valuta asing mereka di luar negeri.

BI pun sudah “mengakui” hal tersebut, melihat langkah yang diambil belakangan ini guna bisa menahan Devisa Hasil Impor (DHE) lebih lama di dalam negeri.

Pada pengumuman kebijakan moneter Desember lalu, BI meluncurkan instrumen operasi moneter valuta asing (valas) baru. Instrumen tersebut diharapkan bisa memulangkan DHE yang banyak diparkir di Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version