Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten perdagangan batu bara yakni PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) terpantau terbang pada perdagangan sesi II Jumat (14/7/2023).
Per pukul 15:21 WIB, saham AIMS melejit 19,31% ke posisi Rp 346/saham. Saham AIMS pada perdagangan sesi II hari ini bergerak di rentang harga Rp 280 – Rp 350 per saham.
Saham AIMS sudah ditransaksikan sebanyak 1.623 kali dengan volume sebesar 3,88 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 1,25 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 76,12 miliar.
Hingga pukul 15:21 WIB, di order bid atau beli,terdapat 178 lot antrian di harga Rp 344/saham atau sekitar Rp 6,1 juta. Sedangkan antrian beli terbanyak berada di harga Rp 338/saham yang mencapai 1.531 lot atau sekitar Rp 51,7 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, terdapat 32 lot antrian di harga Rp 346/saham atau sekitar Rp 1,1 juta. Adapun antrian jual terbanyak berada di harga Rp 362/saham yang mencapai 1.706 lot atau sekitar Rp 61,7 juta.
Belum diketahui secara pasti penyebab terbangnya saham AIMS pada sesi II hari ini. Namun, perseroan mengaku telah menjelaskan terkait peningkatan aktivitas dan harga saham sejak Selasa, 11 Juli lalu, di mana pada saat itu, saham AIMS ditutup meroket 25% ke posisi Rp 290/saham.
Sejak perdagangan Selasa lalu hingga sesi II hari ini, saham AIMS sudah melonjak hingga 19,31%. Namun pada perdagangan Rabu lalu, saham AIMS sempat ambles 13,1% ke posisi Rp 252/saham.
Di lain sisi, aktivitas transaksi sempat meningkat menjadi sebanyak 2.089.700 saham dengan frekuensi 766 kali dibandingkan hari bursa sebelumnya sebanyak 103.200 saham dengan frekuensi 72 kali.
Corporate Secretary AIMS, Heriman Setyabudi mengatakan, perseroan tidak mengetahui informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi para investor.
“Perseroan tidak memiliki informasi atau fakta atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/7).
Selain itu, perseroan juga tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas jasa keuangan Nomor 11/POJK.04/2017 tentang laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
Bahkan, perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi (corporate action) dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham Perseroan di Bursa.
“Komunikasi dan koordinasi yang terbina baik selama ini antara perseroan dan pemegang saham pengendali (Pemegang Saham Mayoritas) memungkinkan perseroan selalu memperoleh informasi pada kesempatan pertama, termasuk bilamana ada rencana atau hal-hal lain yang
terkait dengan kepemilikan sahamnya di Perseroan.
“Perseroan senantiasa akan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah digariskan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia antara lain tentang keterbukaan informasi dan fakta material, serta berkomitmen untuk menyampaikan informasi secara berimbang kepada seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tak Hanya Bank Biasa, Saham Bank Digital Juga Ambles
Sumber: www.cnbcindonesia.com