Jakarta, CNBC Indonesia – Empat saham perbankan raksasa terpantau kompak menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (3/11/2023) dan turut mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Per pukul 13.08 WIB, setidaknya tiga saham kembali melesat lebih dari 1%, sedangkan sisanya yakni satu saham menguat kurang dari 1%.
Berikut pergerakan empat saham bank raksasa pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 5.125 | 2,50% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 5.950 | 0,85% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.950 | 1,13% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 4.910 | 0,82% |
Sumber: RTI
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham bank raksasa yang penguatannya paling besar yakni melonjak 2,5% ke posisi Rp 5.125/unit. Bahkan, BBRI juga menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 15 indeks poin.
Melesatnya kembali empat saham bank raksasa terjadi setelah investor asing kembali memburu saham-saham bank jumbo kemarin.
Pada Kamis kemarin, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) adalah yang paling banyak diburu oleh asing yakni mencapai Rp 143 miliar. Kemudian disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp 76 miliar.
Dari sisi kinerja keuangannya, empat bank raksasa masih berkinerja solid hingga kuartal III-2023. Ambil contoh, BBRI, BMRI, dan BBCA menjadi bank dengan laba terbesar tertinggi pertama, kedua, dan ketiga di RI per kuartal III-2023. Demikian pula, ketiganya juga menjadi emiten dengan laba terjumbo nomor wahid, kedua, dan ketiga di periode 9 bulan di tahun ini.
BBRI meraih pendapatan bunga (dan syariah) bersih dan laba bersih terbesar di antara ‘the big four’ per akhir September 2023. Sedangkan, BMRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih tertinggi di antara empat bank besar lainnya.
BRI mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal III-2023. Mengutip publikasi laporan keuangan di media massa, BRI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp43,99 triliun, naik 12,35% secara tahunan (yoy).
Perolehan laba tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga (dan syariah) bersih yang tumbuh 4,86% menjadi Rp101,20 triliun pada kuartal III-2023. Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga BRI juga membengkak menjadi Rp30,69 triliun dari yang setahun sebelumnya Rp18,74 triliun.
Kemudian, BMRI menorehkan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 39,06 triliun menjadi 27,44% yoy hingga September 2023. Hal ini didorong oleh laju pertumbuhan aset seiring dengan kenaikan portofolio kredit.
Pendapatan bunga dan syariah bersih BMRI mencapai Rp71,86 triliun atau meningkat 12,31% secara tahunan per kuartal III tahun ini.
Bank Mandiri tercatat membukukan rekor sebagai bank pertama di Indonesia yang mencapai aset sebesar Rp 2.000 triliun. Per September 2023, bank menorehkan aset senilai Rp 2.007 triliun, naik 9,11% yoy.
Lebih lanjut, emiten perbankan milik keluarga Hartono, Bank Central Asia atau BCA, mencatatkan laba bersih perusahaan dan entitas anak mencapai Rp36,42 triliun hingga akhir kuartal III-2023. Catatan laba tersebut naik 25,78% dibandingkan dengan capaian dalam sembilan bulan pertama tahun sebelumnya.
Dari sisi top line, pendapatan bunga dan syariah bersih naik 21,24% secara tahunan menjadi Rp 55,71 triliun dengan pendapatan selain bunga tumbuh 9,7% menjadi Rp 18,3 triliun.
Tidak ketinggalan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp 15,75 triliun hingga kuartal III-2023. Angka tersebut naik 15,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 13,69 triliun.
Perbaikan kinerja bottom line BBNI terjadi seiring dengan naiknya pendapatan bunga bersih perusahaan yang hingga akhir September 2023 tercatat senilai Rp 31,14 triliun, atau naik 3,10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Saham Bank Jumbo Ambles, Ada Apa?
(chd/chd)
Sumber: www.cnbcindonesia.com