Saham BBNI Catat Rekor Tertinggi Baru Lagi di Rp 10.350

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten perbankan raksasa yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) kembali menyentuh rekor tertingginya pada awal perdagangan sesi I Jumat (29/9/2023), di mana level tertinggi barunya berada di posisi Rp 10.350/unit.

Read More

Beberapa menit setelah perdagangan sesi I hari ini dibuka, saham BBNI sempat melesat 2,22% menyentuh posisi Rp 10.350/unit, menjadi level tertinggi barunya (all time high/ATH). Namun pada pukul 09:48 WIB, penguatan saham BBNI cenderung terpangkas sedikit, di mana saham BBNI melesat 1,73% ke Rp 10.300/unit.

Adapun level ATH terakhir BBNI dicetak pada penutupan perdagangan Rabu lalu atau sebelum libur Maulid Nabi Muhammad SAW. di Rp 10.125/unit.

Dari orderbooknya, pada sisi bid atau beli, di harga Rp 10.275/unit menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 11.019 lot atau sekitar Rp 11,32 miliar.

Sedangkan pada sisi offer atau jual, di harga Rp 10.350/unit atau level ATH sementaranya, menjadi posisi dengan antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 10.738 lot atau sekitar Rp 11,11 miliar.

Saham BBNI terus mencetak ATH barunya jelang aksi korporasi berupa pemecahan saham atau stock split yang rencananya akan digelar pada awal bulan depan.

Sebelumnya, BBNI akan melakukan stock split dengan rasio 1:2. Aksi korporasi ini disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tahun 2023 yang digelar Selasa pekan lalu.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo menyampaikan pelaksanaan aksi korporasi ini paling lambat efektif pada tanggal 10 Oktober 2023. Hal ini berdasarkan Service Level Agreement (SLA) Bursa Efek Indonesia (BEI).

Okki melihat adanya potensi kenaikan harga BBNI terkait pelaksanaan stock split ini. Pasalnya, rasio price to book value (PBV) BBNI sebesar 1,2 kali, di bawah rata-rata 10 tahun yang di kisaran 1,4 kali.

“Ini menunjukkan saham BNI saat ini masih undervalued, sehingga masih ada potensi,” pungkas Okki kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/9/2023).

Dengan pemecahan saham BBNI ini, nilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 3.750 dengan ketentuan, 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 3.750.

Selain itu, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia, dengan nominal sebesar Rp3.750 per saham. Sedangkan nilai nominal per Saham Seri C dari Rp375 menjadi Rp187,5. Sehubungan dengan pemecahan saham perseroan, maka RUPS-LB juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar terkait dengan nilai nominal per saham.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, aksi korporasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat investor ritel untuk berinvestasi pada saham perseroan berkode BBNI, sekaligus memberikan dorongan positif pada perkembangan pasar modal di Tanah Air.

Stock split ini latar belakangnya, bahwa kami ingin terus partisipasi mendorong pasar modal tanah air lebih attractive, lebih liquid, jadi melalui aksi korporasi stock split ini perseroan dapat memberikan kesempatan lebih luas lagi ke investor ritel untuk invest di saham BNI,” ujar Royke saat konferensi pers RUPS-LB BNI tahun 2023 yang diadakan secara virtual, Selasa (19/9/2023).

Ia berharap dengan rasio tersebut, basis investor dapat lebih diperluas seiring dengan harga saham BBNI yang lebih terjangkau bagi investor perorangan. Sehingga kemudian ini dapat berdampak positif bagi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Langkah ini diharapkan berdampak positif pada aktivitas perdagangan di Bursa Efek, sehingga mendorong likuiditas saham perseroan,” pungkas Royke.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jelang Stock Split, BNI Minta Restu Pemegang Saham

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts