Saham BRIS Melonjak 6,54% ke Rp 2.770, Mendekati Rekor Tertinggi


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham bank syariah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melesat 170 poin (6,54%) ke posisi Rp 2.770 per saham pada perdagangan Rabu (13/3/2024).

Harga tersebut mendekati level all time high (ATH) atau rekor tertinggi sepanjang masanya pasca merger di Rp 2.886 pada 25 Februari 2021. Volume perdagangan saham BRIS pada perdagangan hari ini mencapai 45,77 juta lembar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 10.352 kali senilai Rp 123,82 miliar.

Pergerakan saham BRIS juga merefleksikan prospek positif pertumbuhan kinerja keuangan, prospek pasar perbankan syariah di Indonesia yang masih under penetrated, serta perbankan Indonesia yang masih tumbuh sehat dan sustain.

BRIS membukukan laba bersih sebesar Rp 5,7 triliun sepanjang 2023, tumbuh 33,82% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kontributor utama penopang kinerja positif BSI sepanjang tahun 2023 di antaranya adalah pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit, respon strategi yang tepat serta model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi.

BRIS berkomitmen senantiasa melakukan optimalisasi literasi inklusi keuangan syariah di seluruh sektor potensial. Business model yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga memberikan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan kinerja.

Dengan business model yang fleksibel dan terdigitalisasi, BRIS mampu mengakses masyarakat di semua segmen, baik masyarakat individu atau ritel, pelaku UMKM, maupun korporat.

Oleh karena itu, hadirnya BRIS menjadi Beyond Sharia Banking menjadi hal utama. Di mana perseroan menawarkan produk serta jasa bank yang lebih variatif dengan skema keuangan yang tidak dimiliki oleh bank syariah lainnya.

Dari sisi aset, BRIS mencatatkan kenaikan aset hingga Desember 2023 sebesar 15,67% menjadi Rp 354 triliun. Dengan posisi finansial tersebut, BSI masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Kenaikan aset didorong dari laju pembiayaan yang disalurkan dan dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2023, BSI mencatat jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp240,32 triliun atau tumbuh 15,70% secara tahunan (yoy), dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik pada posisi 2,08%.

Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%) dan retail (17,58%).

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sah! BSI Dapat Lisensi Penuh Beroperasi di Dubai

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts