Saham Defensif Lagi Murah-Murahnya, Bisa Jadi Pilihan 2023?

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham defensif menjadi pilihan kala resesi ekonomi karena risiko rugi relatif kecil. Saat IHSG berada di bawah level 7.000 seperti sekarang, saham-saham defensif tersebut tampak menarik karena memiliki valuasi relatif murah.

Saham defensif identik dengan saham-saham consumer staple atau dalam IDX masuk ke dalam sektor consumer non-cyclical, kesehatan, dan telekomunikasi. Sebab meskipun terjadi gonjang-ganjing ekonomi, permintaan akan produknya tetap ada sehingga pendapatannya cenderung stabil.

Read More

Selain itu saham defensif akan konsisten membagikan dividennya setiap tahun terlepas keadaan ekonomi yang terpuruk. 

Ciri lain saham defensif adalah pergerakan harga sahamnya yang cenderung lebih stabil karena memiliki beta kurang dari 1.

Sebagai gambaran, misalkan saham WXYZ memiliki beta 0,5. Jika IHSG turun 2% maka saham defensif akan turun hanya 1%. Begitu juga sebaliknya, saat IHSG melonjak 2% saham defensif hanya akan naik 1%.

Saat ini valuasi saham defensif terbilang murah jika dibandingkan dengan rata-rata valuasi selama lima tahun.

Pertama, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang merupakan saham sektor non cyclical. Perusahaan milik Salim Group tersebut saat ini memiliki kapitalisasi sebesar Rp60,5 triliun.

Valuasi INDF saat ini relatif murah dibandingkan dengan rata-rata valuasi selama lima tahun yakni dengan PER (price earnings ratio) proyeksi pada akhir 2023 sebesar 7,0x, mengacu estimasi Refinitiv. Sementara rata-rata valuasi selama lima tahun sebesar 10.2x.

INDF memiliki beta di bawah satu, tepatnya 0,36. Artinya pergerakan saham INDF lebih stabil dibandingkan dengan IHSG.


Foto: Refinitiv
Valuasi INDF

Kedua, PT Indofood CBP Tbk (ICBP) adalah anak usaha dari INDF yang juga masuk ke dalam sektor non-cyclical. Kapitalisasi produsen Indomie tersebut senilai Rp119,13 triliun.

Sama seperti induknya, valuasi ICBP saat ini relatif murah dibandingkan dengan rata-rata valuasi selama lima tahun yakni dengan PER (price earnings ratio) proyeksi pada akhir 2023 sebesar 15,4x, mengacu estimasi Refinitiv. Sementara rata-rata valuasi selama lima tahun sebesar 18.8x.

INDF memiliki beta di bawah satu, tepatnya 0,04. Artinya pergerakan saham ICBP berlawanan dibanding gerak IHSG.


PE Band ICBPFoto: Refinitiv
PE Band ICBP

Kemudian PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) adalah perusahaan yang memproduksi kebutuhan sehari-hari seperti sabun, shampoo, pasta gigi, dan lain sebagainya.

Valuasi UNVR saat ini relatif murah dibandingkan dengan rata-rata valuasi selama lima tahun yakni dengan PER (price earnings ratio) proyeksi pada akhir 2023 sebesar 28,1x, mengacu estimasi Refinitiv. Sementara rata-rata valuasi selama lima tahun sebesar 38.1x.

UNVR memiliki beta di bawah satu, tepatnya 0,23. Artinya pergerakan saham UNVR lebih stabil dibandingkan dengan IHSG.


PE Band UNVRFoto: Refinitiv
PE Band UNVR

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Bos Mi Instan: Proyeksi Harga Mi Instan Naik 300% Itu Lebay

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts